beberapa hari belakangan mulai banyak mempertimbangkan kata hati sebagai salah satu unsur penting dalam pengambilan keputusan.
kata hati itu salah satu anugerah besar dalam hidup saya.
ia semacam keajaiban, semacam messenger antara saya dengan Ia yang memiliki saya.
dengan segala pertimbangan realistis yang rasional dan logis, kadang saya masih merasa bimbang mengambil keputusan. dan kata hatilah yang membantu saya.
suatu kali, hati saya bilang untuk mendengarkan rencana teman atas jalannya hidupmu tapi jangan lakukan kemauannya. saya akan kehilangan kemerdekaan jika terus menerus mengikutinya. dan.. saya tidak menyesali keputusan itu.
suatu kali, di tengah ruwetnya nggak kepikiran musti gimana menyiasati kerjaan kantor, hati saya bilang kayaknya bisa deh dibegini beginikan. ya ampyun... pikiran saya aja nggak nyampe kasana, tapi hati saya nyampe. maka kerjaan yang saya pikir akan makan waktu itu bisa selesai dalam sehari. amazing, sesuatu banget.
mario teguh pernah bilang, agar hati bisa dipertimbangkan sebagai salah satu unsur pengambil keputusan yang benar, maka dekatkan hati itu dengan kebenaran. kalo dekat dengan kebenaran, maka kebenaran itu pula yang akan membisiki hati. kebenaran itu: Tuhan. kesesatan itu: setan.
kali ini hati saya bilang untuk mulai bangkit mewujudkan mimpi sekarang, dari hal yang sederhana.
lalu menggalang dukungan untuk mewujudkan mimpi ini terutama dari keluarga, bukan teman.
teman, adalah motivator yang baik saat saya berada dalam kondisi minus, untuk menjadi stabil kembali. tapi saat saya stabil dan ingin terbang lebih tinggi, saya rasa teman-teman yang sedang ada di dekat saya sekarang masih belum bisa saya andalkan untuk menjadi motivator. ini berdasarkan pengalaman masa lalu... (inget ituh tragedi cheese ring. xixixixi).
kalo cerita cita-cita sama keluarga (masih sempat ceritanya sama keluarga suami), mereka meski gak antusias, tapi mengipasi dengan tulus. jadi bara semangat saya tetap terjaga.
(terimakasih tuhan yang menghadirkan keluarga hebat ini dalam kehidupan saya).
kata hati itu salah satu anugerah besar dalam hidup saya.
ia semacam keajaiban, semacam messenger antara saya dengan Ia yang memiliki saya.
dengan segala pertimbangan realistis yang rasional dan logis, kadang saya masih merasa bimbang mengambil keputusan. dan kata hatilah yang membantu saya.
suatu kali, hati saya bilang untuk mendengarkan rencana teman atas jalannya hidupmu tapi jangan lakukan kemauannya. saya akan kehilangan kemerdekaan jika terus menerus mengikutinya. dan.. saya tidak menyesali keputusan itu.
suatu kali, di tengah ruwetnya nggak kepikiran musti gimana menyiasati kerjaan kantor, hati saya bilang kayaknya bisa deh dibegini beginikan. ya ampyun... pikiran saya aja nggak nyampe kasana, tapi hati saya nyampe. maka kerjaan yang saya pikir akan makan waktu itu bisa selesai dalam sehari. amazing, sesuatu banget.
mario teguh pernah bilang, agar hati bisa dipertimbangkan sebagai salah satu unsur pengambil keputusan yang benar, maka dekatkan hati itu dengan kebenaran. kalo dekat dengan kebenaran, maka kebenaran itu pula yang akan membisiki hati. kebenaran itu: Tuhan. kesesatan itu: setan.
kali ini hati saya bilang untuk mulai bangkit mewujudkan mimpi sekarang, dari hal yang sederhana.
lalu menggalang dukungan untuk mewujudkan mimpi ini terutama dari keluarga, bukan teman.
teman, adalah motivator yang baik saat saya berada dalam kondisi minus, untuk menjadi stabil kembali. tapi saat saya stabil dan ingin terbang lebih tinggi, saya rasa teman-teman yang sedang ada di dekat saya sekarang masih belum bisa saya andalkan untuk menjadi motivator. ini berdasarkan pengalaman masa lalu... (inget ituh tragedi cheese ring. xixixixi).
kalo cerita cita-cita sama keluarga (masih sempat ceritanya sama keluarga suami), mereka meski gak antusias, tapi mengipasi dengan tulus. jadi bara semangat saya tetap terjaga.
(terimakasih tuhan yang menghadirkan keluarga hebat ini dalam kehidupan saya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar