Rabu, Desember 11, 2019

Brother in Heaven

Salah satu hal terberat dari menghadapi kehilangan adalah menabah nabahkan hati yang belum siap, kaget, nggak percaya.
Ya, walau sudah tahu bahwa kematian tidak dapat di maju mundurkan. Ketika telah tiba saatnya maka malaikat maut pun akan datang.

Tapi sepertinya kalau saya mau terus sedih dan meratap begini, akan ada kehidupan yang hitam kelam. 

Bismillah.. Hari ini saya ingin bangkit. Menginsafi bahwa setiap keputusan Allah adalah yang terbaik. Bahwa kepergian adek juga merupakan kepergian yang istimewa karena dia dijemput dengan rahmat... Dia ucapkan syahadat dengan lantang. Dia bersaksi bahwa tiada tuhan selainMu, ya Allah.. Dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusanMu. Asyhaduallailahaillallah wa asyhaduannamuhammadurrosulullah..

Allah yang Maha Baik memberinya sakit, sebagai sebuah kesempatan untuk menghapus dosa dosanya. Saat ia menghadapinya dengan sabar.
Dimudahkan pula segala ikhtiar untuk bertemu dokter dokter dan pemberi perawatan terbaik. Allahuakbar!!

Allah yang Maha Baik memberinya sembuh sejenak. Melapangkan dada kami orang orang yang mengasihinya. Saya pun takjub pada kondisinya saat itu, yang semua wajahnya penuh jerawat dan rambutnya udah mulai botak, menjadi wajah yang bersih, segar, pun rambutnya normal kembali.
Alhamdulillah! Kami pun menyambut ini dengan rencana rencana besar, akan menabung habis habisan untuk menhadiri acara pernikahannya di serambi mekkah.

Allah yang Maha Baik, selalu punya rencana yang lebih besar dan lebih baik.

Untuk dia yang tiada.. Dan untuk kami yang ditinggalkan.