di tengah hasrat tidur-tiduran yang merajalela mumpung lagi liburan, apalagi mendung-mendung mesra gitu suasana hari kamis yang katanya bertepatan dengan kenaikan nabi Isa kemarin, finally saya berhasil menemukan nama pakdhe muklis di phonebook suami, memencetnya, sehingga males nggak males jadi telpon pakdhe deh. hihihi. lalu meluncur ke rumah beliau setengah jam kemudian.
suami agak lupa sama rumah pakdhenya itu... secara udah lama banget nggak kesana. lalu setelah telfon-telfon minta petunjuk, setelah tanya orang dan tanya hansip, sampailah kami di sebuah rumah sekaligus tempat usaha di daerah kapas madya.
beginilah.. yang penting rumah sendiri, udah nggak ngontrak. kira-kira begitu kata beliau atas rumahnya yang berantakan karena banyak garapan jahitan.
iya, tentang rumah itu... bagi sebagian orang termasuk kami, punya rumah adalah sebuah mimpi yang spertinya tak mudah untuk terbeli. jadinya saya agak gak habis pikir gitu kalo ada orang punya rumah, meski kecil, tapi ditelantarkan, nggak dirawat baik-baik. makin nggak habis pikir lagi kalo ada rumah yang agak gede dan terbengkalai ditinggal entah kemana oleh pemiliknya
how to get rich and build a house in a few minutes?
jadi pengusahaaa.... banyak duit... aiiihhh pengen!
lalu saya dan ganteng sama-sama terpesona lihat bungkusnya rotiboi
rotiboi itu aslinya dari suatu tempat di malaisia gitu ya
makanan sederhana, "hanya" roti, dengan bentuk sederhana, kenikmatan sederhana, harga sederhana, hal sederhana itu dari malaysia nyampe juga di indonesia, ke negeri lain juga.
di indonesianya pun nggak cuma di tujungan plasa, ada di hampir semua mall di surabaya. mungkin juga bukan hanya surabaya, how bout jekardah? jogjes? makassar? huaahhhh
keren deh!
dan gerobak-gerobak franchise yang bertebaran di mall itu....
mereka hebat banget buat saya.
memberi kehidupan bagi kehidupan yang lain (baca: lapangan kerja)
kasih kesenangan buat mereka yang butuh makanan, minuman, atau apapun,
dan kasih kesejahteraan buat diri mereka sendiri.
kontras
di jalanan, banyak melihat pedagang-pedagang menggelar tikarnya di trotoar. hanya barang-barang begitu yang mungkin saya ogah buat beli: mungkin barang-barang gak halal yang akhirnya dijual murah di emperan, ato barang-barang yang nggak ada kualitasnya.
jahatnya saya mengecilkan usaha mereka.
mereka itu pengusaha!!! jangan sepelekan! mereka itu mungkin sedang diuji oleh yang maha kuasa dengan segala keterbatasan. keterbatasan modal, keterbatasan akses, tapi bukan keterbatasan kesabaran dan kegigihan. kalo mereka nggak sabar nggak gigih, nggak ima, mungkin mereka nggak disitu sekarang tapi di stasiun, dengan cutter ato tangan kosong, mencoba mencuri lembar-lembar rupiah dari kantorng orang-orang yang tampaknya lebih beruntung daripada mereka.
mereka itu sudah punya ACTION menjadi pengusaha tapi mungkin belum memperbaiki lingkungan pergaulan mereka
ato mungkin baru saja memulai usahanya dari NOL, bukan dari empat ato lima,
ato mungkin belum memperbaiki hubungan dengan ORANG TUA dan keluarga
ato mungkin lupa berSEDEKAH
masih
kami masih mengkayakan hati, mengkayakan pikiran, dan percaya kami akan mendapat jalan menuju cita-cita kami.
suami agak lupa sama rumah pakdhenya itu... secara udah lama banget nggak kesana. lalu setelah telfon-telfon minta petunjuk, setelah tanya orang dan tanya hansip, sampailah kami di sebuah rumah sekaligus tempat usaha di daerah kapas madya.
beginilah.. yang penting rumah sendiri, udah nggak ngontrak. kira-kira begitu kata beliau atas rumahnya yang berantakan karena banyak garapan jahitan.
iya, tentang rumah itu... bagi sebagian orang termasuk kami, punya rumah adalah sebuah mimpi yang spertinya tak mudah untuk terbeli. jadinya saya agak gak habis pikir gitu kalo ada orang punya rumah, meski kecil, tapi ditelantarkan, nggak dirawat baik-baik. makin nggak habis pikir lagi kalo ada rumah yang agak gede dan terbengkalai ditinggal entah kemana oleh pemiliknya
how to get rich and build a house in a few minutes?
jadi pengusahaaa.... banyak duit... aiiihhh pengen!
lalu saya dan ganteng sama-sama terpesona lihat bungkusnya rotiboi
rotiboi itu aslinya dari suatu tempat di malaisia gitu ya
makanan sederhana, "hanya" roti, dengan bentuk sederhana, kenikmatan sederhana, harga sederhana, hal sederhana itu dari malaysia nyampe juga di indonesia, ke negeri lain juga.
di indonesianya pun nggak cuma di tujungan plasa, ada di hampir semua mall di surabaya. mungkin juga bukan hanya surabaya, how bout jekardah? jogjes? makassar? huaahhhh
keren deh!
dan gerobak-gerobak franchise yang bertebaran di mall itu....
mereka hebat banget buat saya.
memberi kehidupan bagi kehidupan yang lain (baca: lapangan kerja)
kasih kesenangan buat mereka yang butuh makanan, minuman, atau apapun,
dan kasih kesejahteraan buat diri mereka sendiri.
kontras
di jalanan, banyak melihat pedagang-pedagang menggelar tikarnya di trotoar.
jahatnya saya mengecilkan usaha mereka.
mereka itu pengusaha!!! jangan sepelekan! mereka itu mungkin sedang diuji oleh yang maha kuasa dengan segala keterbatasan. keterbatasan modal, keterbatasan akses, tapi bukan keterbatasan kesabaran dan kegigihan. kalo mereka nggak sabar nggak gigih, nggak ima, mungkin mereka nggak disitu sekarang tapi di stasiun, dengan cutter ato tangan kosong, mencoba mencuri lembar-lembar rupiah dari kantorng orang-orang yang tampaknya lebih beruntung daripada mereka.
mereka itu sudah punya ACTION menjadi pengusaha tapi mungkin belum memperbaiki lingkungan pergaulan mereka
ato mungkin baru saja memulai usahanya dari NOL, bukan dari empat ato lima,
ato mungkin belum memperbaiki hubungan dengan ORANG TUA dan keluarga
ato mungkin lupa berSEDEKAH
masih
kami masih mengkayakan hati, mengkayakan pikiran, dan percaya kami akan mendapat jalan menuju cita-cita kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar