hari ini: magabu
alias sama sekali nggak ada kerjaan di kantor
udah pada selesai penilaian akreditasi
kebut-kebutan yang kemaren mulai slow
sepertinya sedang memulihakan diri dari keletihan.
hari ini: banyak mendengarkan dengan bercakap juga.
boleh ya sedikit bercerita tentang beberapa ketempean di tempat saya bekerja.
tentang akreditasi kemaren yang ternyata meninggalkan tidak sedikit kasak kusuk.
tentang konsumsi yang amburadul
dan segala sesuatu yang kurang terorganisir.
kenapa?
menurut saya karena semuanya dipegang sama satu orang: bu wadir saya yang terhormat.
sementara ia hanya sedikit memiliki kepercayaan pada orang, akhirnya banyak hal yang ia lakukan sendirian.
hasilnya: dia capek, jelas. tapi orang mana mau tau??? yang orang liat biasanya cuma hasil kerjaan yang nggak maksimal kan. tanpa memandang betapa bedarah-darahnya ia berupaya merealisasikan semua itu.
lalu kenapa nggak dipercayakan saja sebagian pada yang lain?
ya itu. nggak percaya. kalo yang lain kerja biasanya mbambet.
mustinya tetep harus dipercayakan ya?
lalu masih akreditasi.
kemaren banyak sekali fotokopi yang dipercayakan pada koperasi. eh, ternyata banyak juga yang fotokopi di luar tapi orang-orang minta bon koperasi. almost 8 juta dan cair. sementara punya koperasi 6jt belum dicairkan. koperasi pun ngomel2.
sementara di keuangan, biaya atk udah minus.
dan mas slamet sang ahli fotokopi juga mulai berubah tak sesabar dulu.
saya tau kenapa
saya tau
saya saksinya.
tempo hari mas slamet diomel-omel sama Mr. Itu. nggak percaya kalo koperasi bisa memfotokopi beribu lembar per hari. mas slamet beralibi bahwa ia bisa kerena ia lembur.
"ada sampeyan pas mas slamet dimarahi?" tanya bos saya. mengingat bos saya juga pengurus koperasi yang menaungi mas slamet.
"iya, pak" jawab saya. menguatkan kesaksian rekan-rekannya di koperasi yang menceritakan hal yang sama. "ada mbak siapa tu yang kecil tu"
lalu bos saya bilang Mr.Itu emang gitu.
sukanya menguntungkan diri sendiri.
semua-mua yang kiranya tidak menguntungkannya, dicuekin.
masih akreditasi lagi.
bu nora udah keluar segebok duit buat menyediakan kelengkapan rekam medis sesuai peraturan yang berlaku tapi masih belum bisa di klaim karena mbak wiwin sang kepala rumah tangga ngomel-ngomel mulu.
bos saya minta bu nora memaklumi saja karena mbak wiwin lg dilimpahi pertanggungjawaban belanja2 yang bermasalah yang nggak bisa dihandle sama Mr.Itu.
Mr.Itu sukanya beli2 barang yang menguntungkan kongsi dagang yang dibawahinya. lalu kalo pertanggungjawabannya mulai ruwet karena nggak ada dalamanggaran, kasihin dah ke anak buahnya: mbak wiwin. akhirnya mbak wiwin puyeng. emosi mulu.
saya sih udah biasa sama dia yang mgomel2 gitu. malah suka ketawa sendiri liatnya. saya sempat jadi asistennya beberapa waktu.
lucu
pernah ada yang lucu. pas dia ngomel-ngomel karena laptopnya nggak bisa nyala dan akhirnya dia menendang kabel rol karen emosi, maka menyala lah laptopnya. saya ketawa aja. yang udah ngerti dia suka heboh gitu juga ikut ketawa.
haaaaaaaaaaa
saya belajar bahwa begitulah jadinya manusia kalo kedonyan.
yang dikejar duit, bukan ridho ilahi.
kalo ngejar duit, sudah pasti ada pihak yang lebih diuntungkan dan lebih dirugikan.
tapi kalo ngejar ridho ilahi, insyaallah semuanya baik.
bisakah saya?
lalu bagaimana dengan tawaran pekerjaan sambilan itu?
tadi saya merasa berat karena takut mengganggu waktu saya sama abang.
waktu yang nggak ternilai dengan uang.
kata abang, kalo bikin capek: jangan.
well, sebenernya saya nggak takut capek. capek bisa dipake tidur.
hii... sepertinya kalo posisinya masih gresik-lumajang gini saya belum berani ambil kerja sambilan deh.
nanti saya kehilangan waktu berbincang sore-sore sama abang.
nanti saya kehilangan waktu santai malam-malam sama abang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar