Capeek banget dua hari kemaren. jumat-sabtu bener2 gak pegang kerjaan rumah kecuali nyapu.
ternyata ngurus undangan makan waktu juga ya.
dari mulai bikin layout undangan walimah yg terpisah dr undangan biasa(ada beberapa misspell jg yg alhamdulillah sempat dikoreksi ma abang thru imel), mencetak, fotokopi, melampirkannya pd beberapa undangan sementara yg lain tidak, bikin label, nempelin, bungkus, lalu menatanya agar mudah didistribusikan. bener2 takes time ternyata ya.
ditambah gak ada abang, makin berasa lah capeknya.
sementara di negeri antah berantah sana abang juga sedang hunting tempat untuk kami tinggal nanti. semacam kost yg nyaman yg bisa saya pakai juga saat saya dijadwalkan berkunjung kesana.
beberapa orang menanyakan kesiapan kami.
pertanyaan yg cukup lucu jika ditanyakan sekarang :D keputusan untuk menikah itu kan jelas diambil saat kami menilai kami sudah siap. dan saat ini kami tengah menghitung minggu. alhamdulillah.
duluuuu sekali, waktu masih baru pacaran, saya ingin tapi kami belum siap.
mental.
karena ini bukan urusan dunia doang. ini urusan dunia dan akhirat, tidak untuk main2.
lalu?
disitulah komunikasi penting dibangun. berbicara dari hati ke hati, dari otak ke otak,,
dalam setiap kekhawatiran dan pemikiran kami, tuhan selalu campur tangan, semacam diam-diam memasukkan kami ke bejana air mendidih, menambahkan rempah, lalu tak terasa.. tadaaa... kami pun siap dihidangkan (lho!)
oke.
lalu saya sudah punya perasaan itu. kuat sekali. keyakinan untuk bisa survive dg abang sbg juru mudinya dan tuhan sbg pelindungnya.
kami punya project gede yg akan segera dimulai.
kami akan sukses dunia akhirat.
insyaallah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar