Sabtu, Maret 24, 2012

we might be the transformers

beberapa orang nggak mau berusaha untuk bekerja sungguh-sungguh sehingga beberapa orang yang lain pun harus bekerja ekstra agar keadaan tetap terkendali.  satu diantara yang bekerja ekstra itu adalah suami saya.

kerja lebih dari sekedar menjemput rejeki.  ia adalah pengabdian pada tuhan.
kalo suami udah lembur sampe capek, dan mikir ngapain sih sampe segitunya, toh wilmar gak bakal kasih kamu sebanyak yang kamu kasih padanya: rasanya jadi nggak ridho.
tapi ketika yang ada di kepala ini bahwa kerjaan suami saya jadi begini karena ada beberapa orang yang gak kompeten, jadi kalo suami saya dan kawan-kawannya gak handle, mungkin akan ada lebih banyak orang lagi yang bakal terdzalimi: kehilangan waktu berharganya untuk bersilaturahmi dengan keluarga, untuk menunaikan janji, untuk yang lainnya..  kalo mikirnya gini,  jadinya meski berat tapi ridho.  

bila mengabdi dengan sungguh, tuhan nggak akan ragu buat membuka rahmatNya, yang seringkali dengan jalan misterius.  tak terduga.

zona yang nggak nyaman ini bikin manusia pengen mengubah keadaaan menjadi lebih baik.
kadangkala ada rasa takut... bisakah kami?
tapi sekarang saya kan nggak sendiri, ada beloved man.... beloved pun nggak sendiri, ada saya....
dan kami pun nggak cuma berdua, ada Tuhan yang selalu sayang kami.
jadi?
kami pasti akan mengubah dunia menjadi lebih baik.
bukan dunia siapa-siap: dunia kami.


luar biasanya adalah... beberapa kali kebersamaan bareng suami (termasuk saat pacaran kemaren), tivi suka banget muter film transformer.  jadinya film ini semacem jadi 'film kita'.

kita ini memang transformer kali ya sayang?
terlihat biasa tapi sebenernya kita punya daya yang luar biasa.
dengan basmallah,
yuk kita transform and roll out beibeh!!!

Tidak ada komentar: