makin kesini, dunia itu makin kayak rekaan cerita di sinetron. palsu. cantiknya karena make up. pinternya karena baca skenario. baiknya karena diarahkan sutradara.
makin horor kayak berita-berita kriminal di televisi. lebay, emosional, tak berfikir panjang. fatal.
makin nggak masuk akal.
kalo pas mau merid gini suka kepikiran juga, besok sodara-sodara saya bakal merid sama siapa ya? orang kayak gimana yang bakal jadi ipar saya ya.
sudah pesen sama adek, bahwa saya ogah kalo calon istrinya nanti adalah salah satu dari perempuan-perempuan berambut palsu dengan hot pants dan tanktop itu. minimal kayak ina.
siapa ina?
ina itu adeknya nisa yang kalem, yang cantik, yang gak buka pahanya kemana-mana.
pernah mami cerita kalo sepupu saya lagi dekat sama cowo. i just said "nggak ada yang lain lagi apa?"
"kenapa?" tanya mami
"dari ceritanya aja kok kayaknya gak oke"
well, singkat cerita beberapa waktu kemudian he left my cousin in pain.
meski belum tentu akurat, tapi saya merasa punya feeling bahwa orang ini sepertinya baik untuk sodara saya ato tidak.
baru-baru ini juga merasa bahwa kayaknya sepupu saya (cowo) mungin cocok sama temennya (yang beberapa waktu ini jadi temen saya juga). hmm. maka saya yang kegatelan mulai mengkorek-korek keterangan dari mereka berdua, yang ternyata pernah saling suka. dan ternyata seiring waktu, hal-hal kayak gitu bisa berubah ya. ada pertimbangan pertimbangan lain yang akhirnya membuat saya ikutan pasrah bahwa mereka nggak bisa jalan bareng. setidaknya untuk saat ini.
duuhhh.. padahal sudah setuju banget kalo saya bakal punya ipar anak itu.
percaya bahwa Tuhan sayang mereka dan akan berikan yang terbaik untuk keduanya.
ngenalin temen dengan temen yang selevel (kalo gak selevel gak berani ngenalin. artinya nggak berani ngenalin temen preman ke temen yang rajin pengajian :D)
jodohin temen saya dengan temen abang.
null. null. null.
sementar ini belum ada yang membuahkan hasil.
emang gak bakat jadi mak comblang deh kayaknya.
makin horor kayak berita-berita kriminal di televisi. lebay, emosional, tak berfikir panjang. fatal.
makin nggak masuk akal.
kalo pas mau merid gini suka kepikiran juga, besok sodara-sodara saya bakal merid sama siapa ya? orang kayak gimana yang bakal jadi ipar saya ya.
sudah pesen sama adek, bahwa saya ogah kalo calon istrinya nanti adalah salah satu dari perempuan-perempuan berambut palsu dengan hot pants dan tanktop itu. minimal kayak ina.
siapa ina?
ina itu adeknya nisa yang kalem, yang cantik, yang gak buka pahanya kemana-mana.
pernah mami cerita kalo sepupu saya lagi dekat sama cowo. i just said "nggak ada yang lain lagi apa?"
"kenapa?" tanya mami
"dari ceritanya aja kok kayaknya gak oke"
well, singkat cerita beberapa waktu kemudian he left my cousin in pain.
meski belum tentu akurat, tapi saya merasa punya feeling bahwa orang ini sepertinya baik untuk sodara saya ato tidak.
baru-baru ini juga merasa bahwa kayaknya sepupu saya (cowo) mungin cocok sama temennya (yang beberapa waktu ini jadi temen saya juga). hmm. maka saya yang kegatelan mulai mengkorek-korek keterangan dari mereka berdua, yang ternyata pernah saling suka. dan ternyata seiring waktu, hal-hal kayak gitu bisa berubah ya. ada pertimbangan pertimbangan lain yang akhirnya membuat saya ikutan pasrah bahwa mereka nggak bisa jalan bareng. setidaknya untuk saat ini.
duuhhh.. padahal sudah setuju banget kalo saya bakal punya ipar anak itu.
percaya bahwa Tuhan sayang mereka dan akan berikan yang terbaik untuk keduanya.
ngenalin temen dengan temen yang selevel (kalo gak selevel gak berani ngenalin. artinya nggak berani ngenalin temen preman ke temen yang rajin pengajian :D)
jodohin temen saya dengan temen abang.
null. null. null.
sementar ini belum ada yang membuahkan hasil.
emang gak bakat jadi mak comblang deh kayaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar