ceritanya, karena iman itu naik turun, maka butuh sesuatu buat bikin dia tetep bisa naik saat lagi turun.
salah satunya kebetulan ada sales buku bagus: ensiklopedia dunia islam. bungkus satuuuu..... kredit!! wkwkwkwkwkw.
jadi bersiaplah menerima hal-hal super di blog saya ini
(biasanya kan saya nulisnya geje. ehehehehe)
tentang baiat aqabah pertama, Imam bukhari meriwayatkan dari Ubadah bin Ash Shamit, bahwa Rasulullah bersabda:
Kemarilah dan berbaiatlah kalian kepadaku untuk tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anaknya sendiri, tidak akan berbuat dusta yang kalian ada adakan antara tangan dan kaki kalian, tidak mendurhakaiku dan urusan yang baik. barang siapa yang menepatinya, pahalanya ada pada Allah. barang siapa yang melakukan sesuatu dari hal yang demikian itu lalu disiksa di dunia, itu merupakan ampunan dosa baginya. dan barang siapa yang melakukan sesuatu dari yang demikian itu lalu Allah menutupinya, urusannya ada pada Allah. jika Dia menghendaki maka Dia menyiksanya, dan jika Dia menghendaki pula maka dia kan mengampuninya.
kalo udah Rasulullah yang ngomong, dijamin 100% terpercaya. dengerin. kerjakan. seberat apapun, usahakan *talk to my self
dan baru tau juga sih kalo Nusaibah a.k.a Ummu Ammaroh adalah salah satu dari dua perempuan yang ikutan pembaiatan gelombang kedua. perempuan perkasa yang membela Rasulullah mati-matian kala perang. ngefans deh sama orang2 yang kerjanya total gitu. seperti pula saya ngefans sama Muhammad Al fatih.
mungkin totalitas Ummu Ammaroh itu salah satunya karena ia telah mengikat janji ya. janji waktu baiat itu. sebagaimana riwayat imam Ahmad dari Jabir. ketika salah seorang dari yang dibaiat itu tanya "Wahai Rasulullah, untuk apa kami berbaiat kepada engkau?"
Lalu Rasulullah menyampaikan klausul baiat sebagai berikut:
salah satunya kebetulan ada sales buku bagus: ensiklopedia dunia islam. bungkus satuuuu..... kredit!! wkwkwkwkwkw.
jadi bersiaplah menerima hal-hal super di blog saya ini
(biasanya kan saya nulisnya geje. ehehehehe)
tentang baiat aqabah pertama, Imam bukhari meriwayatkan dari Ubadah bin Ash Shamit, bahwa Rasulullah bersabda:
Kemarilah dan berbaiatlah kalian kepadaku untuk tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anaknya sendiri, tidak akan berbuat dusta yang kalian ada adakan antara tangan dan kaki kalian, tidak mendurhakaiku dan urusan yang baik. barang siapa yang menepatinya, pahalanya ada pada Allah. barang siapa yang melakukan sesuatu dari hal yang demikian itu lalu disiksa di dunia, itu merupakan ampunan dosa baginya. dan barang siapa yang melakukan sesuatu dari yang demikian itu lalu Allah menutupinya, urusannya ada pada Allah. jika Dia menghendaki maka Dia menyiksanya, dan jika Dia menghendaki pula maka dia kan mengampuninya.
kalo udah Rasulullah yang ngomong, dijamin 100% terpercaya. dengerin. kerjakan. seberat apapun, usahakan *talk to my self
dan baru tau juga sih kalo Nusaibah a.k.a Ummu Ammaroh adalah salah satu dari dua perempuan yang ikutan pembaiatan gelombang kedua. perempuan perkasa yang membela Rasulullah mati-matian kala perang. ngefans deh sama orang2 yang kerjanya total gitu. seperti pula saya ngefans sama Muhammad Al fatih.
mungkin totalitas Ummu Ammaroh itu salah satunya karena ia telah mengikat janji ya. janji waktu baiat itu. sebagaimana riwayat imam Ahmad dari Jabir. ketika salah seorang dari yang dibaiat itu tanya "Wahai Rasulullah, untuk apa kami berbaiat kepada engkau?"
Lalu Rasulullah menyampaikan klausul baiat sebagai berikut:
- untuk mendengar dan taat baik ketika bersemangat maupun dalam keadaan malas
- untuk menafkahkan harta baik, ketika dalam kondisi lapang maupun sempit
- untuk menyeru kepada yang baik dan mencegah kemungkaran
- untuk tegak berdiri karena Allah dan tidak merisaukan celaan orang yang suka mencela karena Allah
- hendaklah kalian menolongku jika aku datang kepada kalian, melindungiku sebagaiman kalian melindungi diri, istri, dan anak-anak kalian, dan bagi kalian adalah surga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar