seorang perempuan muda dengan baju panjangnya yang segar dan kerudung hijau melilit kepala. duduk di samping depan saya dalam satu bus yang sama. tanpa ia tahu lilitan kerudungnya terlepas mempertontonkan rambut hitam yang terkuncir rapat dengan ikat rambut ceria warna warni. sementara lilitan depan masih terpasang rapat di pipinya. makanya dia nggak nyadar.
:) kasi tau nggak ya....
:( nggak usah nggak papa...
:) kok gitu?
:( ya sama aja... itu kan juga bukan jilbab. hanya kerudung sebagai topi: asesoris belaka
:) *colek si mbak : mbak.. kerudungnya lepas
:( yeee..
songong ya :D sempat banget mikir biarin aja itu kerudung terlihat lucu dengan kuncir yang nampak di belakang kepala karena beranggapan toh si mbak nggak berjilbab kokkk..... kerudungnya yang tipi masih memperlihatkan rambut maupun lehernya mesi samar :)
eh? emang saya sudah benar berjilbab dengan sebener-benernya jilbab? bukankahsaya juga pernah pake paris murah meriah warna warni dan cuek pura-pura kain itu tidak tembus pandang..
ya... dan itulah proses. berproses dari tidak berkerudung.. memakai kerudung.. lalu belajar memperbaikinya.
setiap orang itu menjalani proses kehidupannya sendiri-sendiri. meski kelihatannya nggak berhubungan, saya yakin sebenernya berhubungan. seperti upil dan lambung. misal aja di hidung ini tersumbat upil segede jagung, lalu nggak bisa mencium semerbak aroma nasgor, mungkin jadi nggak nafsu makan, makan dikit, lambung perih :D ato kalo upil segede bakpao, menyumbat hidung sampai nggak bisa nafas, matilah... seluruh organ termasuk lambung.
dalam proses itu ada yang masih salah tapi menjadi malu untuk berubah karena justifikasi orang-orang di sekitar yang membuat sulit sekali berubah.
seperti waktu kecil muda belia dulu, kalo di rumah tuh saya suka di bully lah ya sama parents: dibilang saya ini angkuh, saya cuek. tadaaa.... maka angkuh dan cueklah saya di hadapan mereka. dan saya yang mereka kenal itu mungkin jauh berbeda dengan saya yang teman-teman saya kenal :) karena pada kelompok pergaulan tertentu saya berhasil mendapatkan ruang untuk tahu dan mau memulai sesuatu yang baru dan berpotensi memperbaiki diri.
sementara jika ingin melakukan itu di rumah biasanya sudah dikecam dulu: apaan kamu gitu-gituan.. dapetnya lho apa?? nggak seberapa :)
maka baiknya meski saya nggak bisa merubah seseorang yang menurut saya belum benar menjadi benar, ya seenggaknya kita ini berkewajiban menunjukkan kepedulia dengan membangun situasi hangat, situasi yang nyaman bagi setiap saya dan kamu buat terus move on. dan ini... bukan hal yang mudah.
seringkali justru situasi itu berubah nggak hangat karena diri sendiri. alam bawah sadar ini mungkin udah puluhan tahun ya ikut metode "apaan kamu gitu gituan resikonya banyak dan mengerikan jadi mending main aman aja" :d jadi kadang-kadang otak saya suka konslet membayangkan sesuatu di masa yang bukan sekarang.
Maha Besar Allah yang menghadirkan beloved dalam kehidupan saya: membuat saya mau nggak bau berusaha teguhhhhhh dan kuatttttt karena ia yakin masa depannya persama saya masih panjang. dan ia mengajak saya untuk mempersiapkan segalanya menuju masa depan cerah. cieeeeeehhhhhhh......
i do love you mucho mucho husband!!!
:) kasi tau nggak ya....
:( nggak usah nggak papa...
:) kok gitu?
:( ya sama aja... itu kan juga bukan jilbab. hanya kerudung sebagai topi: asesoris belaka
:) *colek si mbak : mbak.. kerudungnya lepas
:( yeee..
songong ya :D sempat banget mikir biarin aja itu kerudung terlihat lucu dengan kuncir yang nampak di belakang kepala karena beranggapan toh si mbak nggak berjilbab kokkk..... kerudungnya yang tipi masih memperlihatkan rambut maupun lehernya mesi samar :)
eh? emang saya sudah benar berjilbab dengan sebener-benernya jilbab? bukankahsaya juga pernah pake paris murah meriah warna warni dan cuek pura-pura kain itu tidak tembus pandang..
ya... dan itulah proses. berproses dari tidak berkerudung.. memakai kerudung.. lalu belajar memperbaikinya.
setiap orang itu menjalani proses kehidupannya sendiri-sendiri. meski kelihatannya nggak berhubungan, saya yakin sebenernya berhubungan. seperti upil dan lambung. misal aja di hidung ini tersumbat upil segede jagung, lalu nggak bisa mencium semerbak aroma nasgor, mungkin jadi nggak nafsu makan, makan dikit, lambung perih :D ato kalo upil segede bakpao, menyumbat hidung sampai nggak bisa nafas, matilah... seluruh organ termasuk lambung.
dalam proses itu ada yang masih salah tapi menjadi malu untuk berubah karena justifikasi orang-orang di sekitar yang membuat sulit sekali berubah.
seperti waktu kecil muda belia dulu, kalo di rumah tuh saya suka di bully lah ya sama parents: dibilang saya ini angkuh, saya cuek. tadaaa.... maka angkuh dan cueklah saya di hadapan mereka. dan saya yang mereka kenal itu mungkin jauh berbeda dengan saya yang teman-teman saya kenal :) karena pada kelompok pergaulan tertentu saya berhasil mendapatkan ruang untuk tahu dan mau memulai sesuatu yang baru dan berpotensi memperbaiki diri.
sementara jika ingin melakukan itu di rumah biasanya sudah dikecam dulu: apaan kamu gitu-gituan.. dapetnya lho apa?? nggak seberapa :)
maka baiknya meski saya nggak bisa merubah seseorang yang menurut saya belum benar menjadi benar, ya seenggaknya kita ini berkewajiban menunjukkan kepedulia dengan membangun situasi hangat, situasi yang nyaman bagi setiap saya dan kamu buat terus move on. dan ini... bukan hal yang mudah.
seringkali justru situasi itu berubah nggak hangat karena diri sendiri. alam bawah sadar ini mungkin udah puluhan tahun ya ikut metode "apaan kamu gitu gituan resikonya banyak dan mengerikan jadi mending main aman aja" :d jadi kadang-kadang otak saya suka konslet membayangkan sesuatu di masa yang bukan sekarang.
Maha Besar Allah yang menghadirkan beloved dalam kehidupan saya: membuat saya mau nggak bau berusaha teguhhhhhh dan kuatttttt karena ia yakin masa depannya persama saya masih panjang. dan ia mengajak saya untuk mempersiapkan segalanya menuju masa depan cerah. cieeeeeehhhhhhh......
i do love you mucho mucho husband!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar