dimintain tolong mereview surat perjanjian kontrak rumah bikinan rekan kerja. euhhh... dibandingkan perjanjian antara pemilik rumah di gkb dan kami sebagai pengontrak rumah, surat bikinan teman saya itu relatif 'serem'. ada aturan detail mengenai ini itu, mengenai listrik, air, masa tenggang, masa aktif, dan lain sebagainya. harusnya hal itu nggak usah ditulis tapi akhirnya harus ditulis karena si pengontrak rumah sebelumnya melakukan berbagai hal yang kurang bertanggung jawab dan merugikan sang induk semang.
ceritanya udah dikasih kontrakan murah, eh, diam-diam meninggalkan rumah dengan menunggak pembayaran air dan listrik. jadi tekor deh karena harus pasang lagi dan bayarin lagi. hooo.
seperti hal nya dalam kehidupan, setahu saya semua aturan yang terkesan mengekang itu diakibatkan oleh ulah kita sendiri sebagai manusia. karena udah dikasih kemudahan tapi melalaikan amanah. maka jadilah orang yang merasa terkhianati memproteksi diri dengan menambahkan sejumlah tata tertib untuk kebaikan bersama namun berasa menyiksa :D hahaha.
semisal waktu kami memberi kelonggaran pada kawan untuk menjadi reseller. perjanjian awalnya dibayar sebulan ke depan. faktanya dia mangkir. lalu kita pun bikin peraturan: barang orderan baru nggak bisa diambil kalo tunggakan lama belum lunas. sedikit menberatkan bagi kawan reseller yang lain, tapi kalo nggak digituin kita bisa mati gaya.
semisal ketika pembayaran administrasi dokumen dilakukan langsung di meja rekan kerja saya. pasien enak, nggak wira wiri. lalu ada kasus rekan yang lain menyelewengkan pembayaran. maka sebagai tindak lanjut atas hasil evaluasi tersebut berlakulah peraturan baru: pembayaran harus melalui kasir ini disini. jadi pasien pun wara wiri. kasian si tapi mau gimana lagi hayo? ini upaya memberi keamanan bagi pasien dan juga karyawan.
jadi kita ini lucu.
kita diberi kemudahan, lalu memudahkan segalanya tanpa toleransi sehingga melanggar batas nyaman orang lain. akhirnya aturan diperketat. kita jadi nggak bisa smudah dulu toh.
seumpama ada kesadaran dari masing-masing diri untuk menjaga setiap amanah yang diberikan, pasti nggak sulit deh dunia.
kalo bos saya selalu bilang: sudah nggak usah lihat dia yang ongkang-ongkang seenaknya tapi tetep gajian sama. berubah menjadi lebih baik itu ya dimulai saja dari diri sendiri tanpa mempertimbangkan orang lain yg tak lebih baik. biarin lah mereka jalan ke neraka sendirian :D kita upaya di jalan yang benar.
apa yang sudah dipercayakan mereka padamu?
diberi penghasilan banyak, nggak berguna disimpan sendirian, sedekahkanlah sebagian. kalo dikeruk untuk ambisi diri sendiri.. heee.... nggak usah jauh-jauh deh ya. salah satu calon bupati kami pun akhirnya meninggal dunia tanpa kemenangan, dengan meningalkan hutang yang menurut saya berat bagi keluarganya.
diberi suami ganteng nan baik hati, itu artinya harus mengimbangi dengan menjadi istri yang sholehah dong... amin. belajar.
masih belajar:)
menulis sesuatu yang bermanfaat bagi saya sendiri, sukur-sukur bagi kamu juga yang ikut membacanya.
ceritanya udah dikasih kontrakan murah, eh, diam-diam meninggalkan rumah dengan menunggak pembayaran air dan listrik. jadi tekor deh karena harus pasang lagi dan bayarin lagi. hooo.
seperti hal nya dalam kehidupan, setahu saya semua aturan yang terkesan mengekang itu diakibatkan oleh ulah kita sendiri sebagai manusia. karena udah dikasih kemudahan tapi melalaikan amanah. maka jadilah orang yang merasa terkhianati memproteksi diri dengan menambahkan sejumlah tata tertib untuk kebaikan bersama namun berasa menyiksa :D hahaha.
semisal waktu kami memberi kelonggaran pada kawan untuk menjadi reseller. perjanjian awalnya dibayar sebulan ke depan. faktanya dia mangkir. lalu kita pun bikin peraturan: barang orderan baru nggak bisa diambil kalo tunggakan lama belum lunas. sedikit menberatkan bagi kawan reseller yang lain, tapi kalo nggak digituin kita bisa mati gaya.
semisal ketika pembayaran administrasi dokumen dilakukan langsung di meja rekan kerja saya. pasien enak, nggak wira wiri. lalu ada kasus rekan yang lain menyelewengkan pembayaran. maka sebagai tindak lanjut atas hasil evaluasi tersebut berlakulah peraturan baru: pembayaran harus melalui kasir ini disini. jadi pasien pun wara wiri. kasian si tapi mau gimana lagi hayo? ini upaya memberi keamanan bagi pasien dan juga karyawan.
jadi kita ini lucu.
kita diberi kemudahan, lalu memudahkan segalanya tanpa toleransi sehingga melanggar batas nyaman orang lain. akhirnya aturan diperketat. kita jadi nggak bisa smudah dulu toh.
seumpama ada kesadaran dari masing-masing diri untuk menjaga setiap amanah yang diberikan, pasti nggak sulit deh dunia.
kalo bos saya selalu bilang: sudah nggak usah lihat dia yang ongkang-ongkang seenaknya tapi tetep gajian sama. berubah menjadi lebih baik itu ya dimulai saja dari diri sendiri tanpa mempertimbangkan orang lain yg tak lebih baik. biarin lah mereka jalan ke neraka sendirian :D kita upaya di jalan yang benar.
apa yang sudah dipercayakan mereka padamu?
diberi penghasilan banyak, nggak berguna disimpan sendirian, sedekahkanlah sebagian. kalo dikeruk untuk ambisi diri sendiri.. heee.... nggak usah jauh-jauh deh ya. salah satu calon bupati kami pun akhirnya meninggal dunia tanpa kemenangan, dengan meningalkan hutang yang menurut saya berat bagi keluarganya.
diberi suami ganteng nan baik hati, itu artinya harus mengimbangi dengan menjadi istri yang sholehah dong... amin. belajar.
masih belajar:)
menulis sesuatu yang bermanfaat bagi saya sendiri, sukur-sukur bagi kamu juga yang ikut membacanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar