Senin, Juli 22, 2024

The Mentors

Saat ini sedang nonton drakor ongoing Good Partner, kisah drama rumah tangga sih, namun juga mengisahkan bagaimana pengacara senior membimbing pengacara juniornya secara profesional.  Tidak khawatir si junior akan menyainginya, namun ingin juniornya juga menghebat untuk organisasi mereka.  Ini membuatku teringat pada para senior yang membimbingku di tempat kerjaku yang lalu.  Ada bebreapa orang yang sangat berkesan dan berpengaruh sepanjang aku menimba ilmu:

Bu Ester
Pejabat yang sangat low profile juga stylish.  Nuansa pengkaderan sudah kerasa sejak awal aku bergabung di organisasi.  Sering mengajakku ke acara rapat di luar kantor, memberiku kesempatan melihat dan mendengar.  Bila ke luar kota bersama juga kami berbagi kamar, mendengar cerita beliau tentang hal-hal yang saat itu bagiku kejahatan tidak masuk akal namun katanya: ya begitulah manusia.  Saat penat, jalan-jalan ke ruangan anak buah adalah jalan ninjanya.  Berdialog santai. Santai, nampaknya begitu, meski akhirnya sayup-sayup aku dengar cerita dari orang bahwa ya gak sesantai itu gitu looooo hidupnya.  
Begitulah, selain tugas-tugas yang diberikan dengan bimbingan, kelak saat aku mendapat promosi aku merasa tidak patut untuk songong karena bahkan beliau yang posisinya jauh di atasku - lebih pinter, lebih pejabat, lebih pede, lebih di segala bidang dibandingku - tetap humoris dan low profile.

Bu Nora
Beliau atasan langsungku di sekitar tahun 2021, setahun sebelum kepindahanku.  Namun aku sudah mengidolakannya sejak sepuluh tahun sebelumnya, saat aku belum menikah.  Dulu kami pernah satu ruangan walau berbeda urusan.  Seorang perempuan yang pada saat itu sangat bertanggung jawab kepada keluarga. Prinsipnya, waktu kerjanya nggak boleh mengambil hak keluarga atas dirinya (sebagai ibu, sebagai istri), jadi saat beliau terpakasa lembur maka dikerjakan saat anggota keluarganya udah tidur malam.

Pernah diceritakan juga saat beliau sekolah di luar kota dan bela-belain pulang untuk menyiapkan bekal keluarga di kulkas dan beberes rumah.   Tidak pakai asisten seumur hidup karena eman jika potensi pahala ia bagi dengan orang lain.  Huhu. Di banyak bagian, kisah-kisah beliau menjadi kisah teladan yang tidak dapat kuaplikasikan karena berat sangat.  Butuh komitmen kuat banget.
Qodarullah kemudian beliau menjadi atasan langsung ku, begitu bergabung sebagai atasan - karena bidang ini baru baginya - beliau nggak jaga image gitu loh... bergiliran ke meja para staf kepoin pekerjaan masing-masing.  Belajar memahami pekerjaan anggotanya.  Ini hal baru bagiku, atasan sebelumnya mana pernah? 

Bu Nora paket komplit, sosok istri, ibu, dan wanita karir teladanku.

dr. Indra
Atasan yang sangaaaaaatttttt perhatian, lembut hati, dan sayaaaanggg banget pada organisasi.  Suatu hari kami di perjalanan di luar kota, saat itu aku menolak ajakan makan beliau karena aku sedang berpuasa.  Aku sudah membawa snack untukku berbuka.  Beberapa jam kemudia senja turun, beliau mengajak sopir mampir ke minimarket untuk apa? Beliin aku buka puasa.  Omoooo melting.... hihihi. Ketika aku di push untuk suatu output dan aku berhasil maka aku akan mendapat surprais sebagai apresiasi.  Beliau tidak segan berkata pada anggota untuk sejenak menjeda pekerjaan, yuk makan dulu... lalu kami ditraktir makan di suatu tempat yang menurut beliau enak.

Sepulang jam dinas, beliau keliling mantau rumah sakit.  Suatu kali aku menemaninya berkeliling dan ia menceritakan bahwa baru saja membereskan ketidaksesuaian, aku hitung habisnya belasan juta, kutanya pertanggugjawaban keuangannya bagaimana? beliau hanya mengelus saku celananya dan mengiyakan saat aku menegaskan bahwa itu menggunakan dana pribadi.  Konon temanku bercerita bahwa beberapa pasien yang kesulitan juga dibantu menggunakan dana pribadinya.

Disaat dunia lain ada pejabat yang nilep uang negara untuk pribadia, ini lo ada yang malah uang pribadi dimanfaatkan untuk negeri.  Keren bangettttt.

Pak Munir
Aku jujurly agak serem sama bapak ini karena memang serem. Meskipun kami pernah satu level jabatan namun saat aku membutuhkan sesuatu dari beliau aku meminta dengan halussss sehalus sutera.  Demi perdamaian dunia.  Qodarullah kemudian beliau menjadi atasanku juga.  Dari beliau akhirnya aku terpaksa disiplin waktu di tempat kerja (baca: datang on time).  Dan meskipun terkesan galak di kantor, menurutku beliau sangat sayanggggg pada keluarga, merawat istrinya yang sakit juga dengan tulus. Yang berkesan adalah saat beliau mensupport jalan hidup yang kupilih (ciehh).  Pada masa pemerintahan beliau aku menyampaikan rencana IVF-ku pada rapat staf, teman-temanku mendukung dan alhamdulillah akhirnya diijinkan (juga diijinkan off dari berbagai pekerjaan tambahan yang  menguras energi).  Di kemudian hari, ketika beliau sudah mutasi keluar dari kantorku, bahkan beliau masih menanyakan kabarku, pertanyaan yang bukan basa basi... karena saat kukabarkan aku sedang sedikit ada kendala (saat itu aku sedang proses mutasi pindah dan mengalami fase kurang lancar) beliau membantuku dengan menghubungi kolega-koleganya dan tadaaaaa... Lancarlah urusanku.  Alhamdulillah.    

Semoga Allah senantiasa memudahkan urusan beliau pada kebaikan. Amin.                                                                                                                            

Pak Halimi
Beliau (menurutku) bukan orang yang bisa jadi nomer dua, harus jadi nomer satu. Saat menjadi nomer 1 maka all out lah effort beliau untuk membawa kebaikan bagi tempat yang dipimpinnya.  Punya mimpi besar dan fokus meraihnya no matter apa kata orang, mengkondisikan lingkungan untuk menjadi support systemnya, teguh melalui waktu di atas peta yang sudah dirancangnya dan pada akhirnya hasil nggak akan mengkhianati proses. 

Namun yang paling dalam jejaknya pada hidupku adalah karena dari semua orang, beliau yang aku rasa afirmasinya sangat besar di tahun-tahun terakhir ku disana.  Beliau yang paling percaya bahwa aku pasti  bisa, aku pasti beres, aku pasti baik, oke, sip.  Sehingga mau gak mau aku (walau dengan kerja keras dan setres) kesanalah aku terbawa suasana: aku yang dapat diandalkan. 

--------
Terimakasih para senior atas pelajaran-pelajaran hidup yang diamanahkan padaku.
Terimakasih Tuhan atas kesempatan untuk bertemu mereka serta mengambil secuil nilai yang dalam.

Tidak ada komentar: