Rabu, Juli 24, 2024

Angka Yang Bermata

Angka yang bermata itu adalah uang. Darah di kehidupan. Tanpanya hidup akan lemah, letih, lesu, tidak bergairah.

Meski sudah belasan tahun bermatapencaharian, kira-kira baru tiga tahun terakhir ini aku menikmati keberadaannya secara utuh. Tahun-tahun sebelumnya most of penghasilan kami mengalir ke bank, koperasi, pegadaian, serta rekan-rekan salesman. 

Kemarin-kemarin males banget mau nyatet keuangan pribadi karena hanya menambah beban rasa (gimana gak beban.. yang dicatet minas minus aja). Setelah lulus kredit bank, di tahun pertama masih menikmati kemerdekaan. 

Tahun kedua mulai merasakan adanya kebocoran-kebocoran, kefoya-foyaan yang fana dan tidak tampak outcomenya - di tahun itu sudah ada hasrat ingin mencatat (baca: dan mengelola) namun masih belum menemukan aplikasi pencatat keuangan benar-benar sesuai kebutuhan. Aku udah terbiasa dengan laporan versi Sungram, kira-kira seperti itulah laporan yang aku inginkan. Ada uraian belanja, anggaran, realisasi, dan sisa anggaran per rekening belanja.

Memasuki tahun ketiga memutuskan bahwa... harus mulai tertib banget mengatur anggaran dan belanja mengingat ada masa depan bocil juga yang dititipkan disana. Biar masa kini pun nggak anemia.  Kalau terjadi kebocoran terus menerus itu tidak baik untuk masa kini dan masa depan bukan? 

Mulai dari mana? Aku memulai dari Google Spreadsheet karena sampai berita ini diturunkan, aplikasi pencatat yg sesuai mauku itu nggak ada!!  Selain bisa custom, enaknya pake google sheet bisa buka dari pc kantor, dari hp ini, maupun dari hp itu.  Hahahah. Begitulah aku merangkai kolom-kolom di semacam excel ini: uraian belanja, anggaran, realisasi, dan sisa anggaran.  Konsepku juga ke-sungram-sungraman (FYI: Sungram adalah Penyusunan Program which is jadi bidang kerjaanku dalam 6 tahun belakangan) ialah gimana caranya pendapatanku bulan itu bisa cukup terbagi ke dalam masing-masing rekening. Baik, dari sini kita sadar kan bahwa kta kunci penting lain dari mengelola keuangan itu akhirnya adalah: pendapatan alias ada uangnya!! 

Selanjutnya bagaimana? Aku mencatat pendapatan dan pengeluaranku di tabeldan merekapnya di akhir bulan.  Begitu selama beberapa bulan sampai akhirnya aku punya data yang berguna untuk tahu dimana sektor-sektor kebocoran juga untuk menyusun anggaran belanjaku di periode selanjutnya.  Dari data ini aku akhirnya bisa mengklasifikasikan anggaranku ke beberapa rekening belanja. Kalau di kantor klasifikasinya ada belanja pegawai, barang dan jasa, belanja modal, aku mengklasifikasikan anggaranku ke dalam 4 rekening besar : Zakat dan Sedekah, Tabungan, Kewajiban, dan Jajan. Sederhana sekali ya. Rinciannya kurang lebih seperti ini:

Sedekah dan Zakat
- Zakat penghasilan 2,5% dari total duit yang kudapatkan bulan lalu
- Sedekah langganan
- Tabungan qurban
- Sedekah kondisional
Dari data, sedekah dan zakat ini biasanya kurang lebih 10%, maka segitulah dianggarkannya untuk bulan berikutnya. 

Tabungan
Harus dikeluarkan dulu ini memang, jangan nunggu sisa karena umumnya kita adalah ahli dalam menghabiskan uang darpada menyimpannya.  Nabung berapa? Dari data ku bulan-bulan sebelumnya aku bisa nabung sampai 40%. Waw! jadi ya kurang lebih segini akhirnya aku harus menganggarkan tabunganku setiap bulan. Nabung buat kalau kapan-kapan pingin ngasih hadiah besar buat diri sendiri, buat naik haji, buat pendidikan anak, buat jalan, buat kondisi emergency.

Kewajiban
Kewajiban adalah hak pihak lain yang ada padaku. Pihak tersebut di antaranya : asisten rumah tangga, negara dan perusahaan orang (air, bensin, pulsa), anakku (susu formula, pospak, mainan dan pakaian),  dan tidak lupa anggaran kesehatan (meski punya BPJS namun sesekali perlu beli suplemen / obat-obatan di apotik yang nggak ditanggung BPJS).  

Jajan
Ini adalah uang sisa (pendapatan dikurangi sedekah, tabungan, dan kewajiban).  Segera setelah pendapatan terkumpul (gajiku dewe dan duit jajan dari cintaku), aku merealisasikan rekening 1,2,dan 3 sehingga yang ada di rekening dan dompetku hanya uang jajan.  Diupayakan cukup buat sisa hari selama sebulan.  Gas, rem, gas, rem bisa dimainkan.  Kalau hari ini ngegas, besok ngegas, minggu depan ngerem.. gak jajan banyak-banyak.  Most of anggaran ini aku habiskan buat perut.  Di rekening aku nggak nyatet beli telur berapa duit, bawang berapa duit, air mineral berapa duit, terlalu detail yang seperti itu membat aku tertekan (menggali ingatan bukan perkara mudah, esmeralda).  Sederhananya aku cuma butuh tau hari ini aku udah jajan berapa duit, sisa duit jajanku berapa.

Begitu kira-kira iktiarku menjaga kewarasan.  Dengan adanya penetapan anggaran bulanan seperti itu aku merasa lebih tenang, nggak kepikiran aku punya utang apa kepada siapa.  


Tidak ada komentar: