Kalo hasil
ujian semester pendeknya bagus, ia bakal sedekah sekian milyar.
Begitu kira-kira nazar yang dibikin oleh adek saya. Jadi ini diniatin sedekah ato nazar? Tanyanya
pada saya. Atau keduanya?
Tentang nazar,
babe in law pernah bilang bahwa nazar itu sebaiknya diucapkan dan ada yang
menjadi saksi. Tapi sebenernya nggak
boleh nazar dengan mengajukan persyaratan.
Masa mau berbuat kebaikan harus nunggu dikasih sesuatu sama Allah. Kalo mau berbuat baik yang berbuat aja,
ngapain nazar dulu? (dalam hal ini nazar yang saya maksud adalah mengajukan
persyaratan). Makanya,
saya menganjurkan ke adek untuk tidak menunaikan nazarnya yang menurut saya
nggak sah itu.
:^ jadi tetep
sedekah never end, dengan mengharapkan nilai tetep bagus?
:) dengan
berharap semoga ilmu anda barokah cui. Baik
ilmu kuliah, ilmu grafiti, dan ilmu-ilmu lainnya
:^ oke
bray
Hehehe...
sedekah masih mengharapkan sesuatu. Barakah
itu kan identik dengan ridha Allah ya? Iklahs itu kan nggak mengharap apa-apa
selain ridha Allah? Bukan begitu?
Tentang
nazar, saya mendapatkan banyak pencerahan dari sini
Intinya (yang
sreg di hati saya) nazar itu janji, mewajibkan diri sendiri melakukan sesuatu yang sebenernya nggak wajib. nazar itu boleh jika tidak mengandung syarat dan semata-mata dalam hal kebaikan.
(1) Saya mau
bangun mesjid ah.. ikhlas! Ini boleh.
(2) Saya mau
bangun mesjid ah kalo Jokowi jadi gubernur... ini yang nggak boleh.
(3) Saya mau lari-lari nggak pake baju keliling mesjid kalo saya besok menang miss Universe. hahaha ini boleh aja kali ya, soalnya saya nggak bakalan ikut miss Universe jadi nggak bakalan kejadian. Ups. tetep nggak boleh lah :D
Nazar dengan
pernyataan bersyarat (seperti pernyataan kedua) itu lumrahnya dikeluarkan oleh orang yang sebenernya nggak
pengen mengeluarkan hartanya, alias orang pelit. hehehehe
kamu nggak pelit kan?
ya udah deh nggak usah nazar-nazaran geje gitu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar