Rabu, Juli 31, 2024

Berdarah tapi Tidak Sakit

Perempuan punya relatif cukup banyak drama kehidupan.  Tentang sakit yang tak berdarah, juga yang berdarah tapi tak sakit.  Yes, ini tentang haid yang nggak ideal.  Idealnya dia datang setiap 28 hari sekali, bertahan selama 7 hari lalu bersih selama 21 hari setelahnya.  Pada perempuan-perempuan beruntung ia datang sesuka hati, pergi sesuka hati, memberi jeda juga sesuka hati.  Alhamdulillah aku adalah salah satu perempuan beruntung itu.

Di masa lalu saat menjalani program kehamilan aku sudah melalui sekali laparatomi dan dua kali laparaskopi untuk beres-beres masalah di sistem reproduksi.  Aku dalam pantauan para ahli.  Kalaupun ada masalah ia biasanya tentang siklus pendek (biasanya 21 hari) dengan periode haid yang panjang (biasanya 9 hari).  Masalah itu masih sesekali berlangsung di masa kini.  

Suatu hari aku berdarah selama lebih dari 9 hari, dengan volume yang tidak menunjukkan tanda-tanda akan segera berhenti.  Khawatir tapi juga ingin percaya bahwa aku nggak apa-apa mengingat ini tidak dibarengi rasa sakit apapun.  Kekhawatiran berkembang menjadi overthingking saat perdarahan berlanjut sampai hari ke 12 bahkan sampai 14!! Takut ada sel-sel ganas yang berkembang di tubuhku.  Aku mengutarakan OVT ku kepada seorang teman  baik yang kupercaya yang kebetulan juga seorang tenaga kesehatan dan akhirnya membuatku segera memeriksakan diri ke Sp.OG.  Nggak cuma seorang, aku memeriksakan diri pada tiga!! Begitulah saking OVT nya.  Kesimpulannya sama: aku nggak apa-apa, hanya mengalami gangguan hormon. Fyu. Lega.  Dengan diagnosa yang sama, aku mendapat resep yang berbeda.  Dokter satu memberiku tablet untuk menghentikan perdarahan, yang satu memberiku obat hormon, dan yang lain memberi multivitamin dengan luthein.

Saat kena drama haid begitu, hal yang terpenting selain memastikan bahwa kondisimu baik-baik saja adalah bagiamana kondisi ibadah nih? Wajib sholat gak? Buat aku yang masih sangat tidak berdaya menjalankan ibadah sunnah, maka kalo bisa yang wajib ini jangan sampai terlewatkan..  Masa gangguan hormon adalah masa penting memberi status pada darah, haid atau bukan haid.  Kalau bukan haid otomatis kewajiban ibadah sholat dan puasa masih berlaku, meski dalam kondisi berdarah-darah.  Kemarin-kemarin aku pikir dengan melihat warna atau tekstur darah untuk membedakannya, dan ini serius bikin pusing (bukan karena jijik, lebih karena kesulitan juga mengira-ngira).  Ternyataaaaa bedain haid atau bukan itu ada rumusnya.  Huuuuuu kemana aja niiihh umur jelang 40 kok baru tau?!

Rumusnya ada 5, harus centang ijo semua.  Bila salah satu kriteria nggak ada, fix bukan haid.

  1. Umur anak gadis tidak boleh kurang dari 9 tahun hijriyah
  2. Darah tidak boleh kurang dari 24 jam terbentang sepanjang 15 hari 
  3. Darah tidak boleh lebih dari 15 hari
  4. Darah harus didahului suci minimal 15 hari
  5. Darah tidak boleh didahului oleh kelahiran
Penjelasan lebih detailnya bisa merujuk kesini ya (video tentang fiqih haid oleh Buya Yahya) 

Ketika sudah tau bahwa aku tidak apa-apa dan tau bahwa aku belum haid, problemo lagi nih keluar... Udah masuk duhur, masih berdarah, posisi di kantor... mau ganti pembalut kok sempat-sempatnya masih mikir : sholat di rumah aja sekalian ashar apa ya? Sayang banget ni pembalut masih terisi dikit udah harus diganti.

Untungnya khodam ku masih bisik-bisik: Situ sehat??? bela-belain gak sholat demi sebiji pembalut seribu lima ratusan? Gak masuk akal!!

Wah wah. Dasar aku!! 


Selasa, Juli 30, 2024

Baca Buku : Agensi Rumah Tangga

Salah satu hasil jajan kemarin di bazar adalah buku bersampul ungu ini... Cerita seru mahakarya kak Almira Bastari yang cocok dijadikan serial drama korea.  
Buku ini bercerita tentang seorang perempuan muda yang dibawa nasib ke level dimana generasi tertentu mungkin bisa depresi trus bunuh diri: wanita berpendidikan tinggi yang dipecat dari pekerjaan, jadi pengangguran, nggak punya pasangan, dan saat pulang ke rumah harus menjaga emosi tetap stabil saat mendengar pertanyaan dari ibunya tentang kepastian nasib. Nggak kuat dengan bayangan nggak punya duit, akhirnya dia secara nekat membuka jasa penyaluran pembantu rumah tangga.

Dua tahun belakangan mendengar cerita macam-macam tentang asisten rumah tangga dari teman-temanku yang menggunakan jasa mereka.  Ada yang berganti berkali-kali sampai akhirnya memutuskan yawdah daripada gila (menghadapi kelakuan profesi ini) mending nggak usah pakai pembantu sekalian.  Ada yang tetap bertahan dalam konflik batin karena masih butuh dibantu.  Mendengar cerita tragis itu di kantor biasanya kami ketawa, maka begitu pula lah saat membaca buku ini: ketawaaaaa..... tapi juga ada mewek-meweknya dikit..

Mengangkat betapa pentingnya peran-peran wanita di kehidupan apapun profesi mereka.  Sebagai asisten rumah tangga, pembantu digambarkan bisa menjaga kestabilan kewarasan para majikan bahkan menyelamatkan rumah tangga dari perpisahan.
Bahwa wanita itu juga bengkok namun mereka akan menjadi yang terbaik saat berada pada peran yang tepat. Bahwa iya roda kehidupan itu memang naik dan turun... tiap manusia punya kisah luka masing-masing tapi masa depan tidak boleh terganggu apalagi terbelenggu dengan masa lalu.
Jika jalan yang dilalui salah, belok ke jalan yang lebih benar, meski ada hal-hal yang dikorbankan.

Seperti biasanya, tulisan mbak Almira tuh seruuuuu dan menghibur... nggak rugii aku beli buku ini.

Baby Genius

Istirahat siang kemarin bersama teman-temanku menyempatkan diri main, ada bazar Gramedia di dekat kantor.  Wah bagai menemukan harta karun melihat buku-buku bagus dengan harga diskon.  Bungkus beberapa buku lalu saat mengeluarkan duit di kasir tetiba ingat... Bukankah aku kemarin juga belanja beberapa buku digital yang belum kubaca tuntas? Tapi dimana ya aku menyimpan file nya?

Pingin di masa depan bisa jajan buku bareng putra mahkota.  Sekarang-sekarang jajan buku untuk dirinya masih masuk anggaran mainan dan masih atas kehendak diriku.  Seneng aja kalau menemukan buku bagus harga bagus.  Pinginnya bacain dan sang putra mahkota menyimak dengan seksama... namun.. karena dia anak kinestetik mungkin yaaaa jadi responnya saat melihat dan mendengar buku tidak seekspresif saat bermain dengan mobil ekskavatornya.  

Lalu suatu ketika saat aku menggendongnya ia berkata O sambil menunjuk sesuatu di bajuku, dan yang ia tunjuk beneran letter O! O.M.G!! Di hari yang lain aku iseng memintanya menunjuk huruf yang kuucapkan dan.... bener!!! masyaallah ternyata bayik guweh super jenius pemirsaaaahhh.... kaguuuummmmm.....  mengagumkan!!

Mengingat sepertinya yang Allah amanahkan kepadaku bukan spek manusia kecil sembarangan, harusnya aku semangat yaaaa buat tetep bacain buku bagus, kasih tontonan bagus, dan membersamainya di setiap saat ia bermain.  Bermainnya anak kecil adalah bahasa lain dari belajar yang menyenangkan.

Yok bisa yok!

Sabtu, Juli 27, 2024

Bebelove or Enfagrow?

Konon apapun brand sufornya sama aja. Tapi aku percaya itu nggak sama. Apalagi faktanya ada anak-anak yang mengkonsumsi brand susu tertentu yang kemudian doyan susu banget sehingga nggak doyan makan. Ada yg jadi gemoy karenanya, ada yang jadi langsing juga karenanya.
Konon hal gak doyan makan disebabkan susu formula dengan gula gula yang sangat enak itu membuat kenyang.
Konom hal gak doyan makan disebabkan susu formula dengan gula gula yang sangat enak itu membuat rasa yang lain (makanan) menjadi tidak oke di lidah.
Aku butuhnya sufor yang kelak tetep bikin doyan makan (less sugar), yang terjangkau keberadaaan (selain di marketplace, ada di minimarket dekat rumah) serta harganya. Dengan pertimbangan tersebut dan beberapa pertimbangan lain aku memutuskan untuk pakai Bebelove.

Yes aku pakai Bebelove sampai sekitar 1,5 tahun kemudian. Sesekali ganti yang varian soya saat anakku diare. Gak ada komplain kecuali bagian tukar struk yang menyebalkan (gak pernah sukses tukar struk jadi poin. Wkwk), tapi ini nggak penting. Titik baliknya itu ketika aku mendapat hidayah untuk ikut gerakan boyqoddd produk-produk yang pro isriil... cediiiihhh pas tau bahwa Bebelove termasuk salah satu produk ituhhh...
Dengan berat hati akhirnya aku berpaling. 

Sekarang aku pakai Enfagrow Essential.  Kenapa? Enfa tanpa sukrosa!! Gulanya hanya laktosa, which is dari si susu sapi itu sendiri. Karena ini pula mungkin ya dia jadi tidak menggumpal-gumpal saat dilarutkan. Tidak perlu dishake seperti sufor pada umumnua, bubuk enfa yang sudah dicampur air hangat hanya digoyang halus aja si susu udah larut di air.
Kalau gitu kenapa nggak pake enfa sejak awal? Karena secara ekonomi Bebelove lebih irit. Sebelumnya alokasi sebulan buat sufor antara 500-550k, sejak ganti Enfa aku harus sedia budget 650-700k (ini pakai harga marketplace dengan voucher gratis ongkir dan diskon 5%. Hehe).

Kandungan Zink di Enfagrow Essensial juga lumayan.. sepertinya ini membuat anakku jadi jarang BAB. Saat konsumsi Bebelove dia setiap hari BAB, bahkan kadang 2x sehari dan teksturnya masih lembek. Setelah ganti Enfa seringnya 2 hari sekali BAB dengan tekstur yang padat.

Kira-kira begitulah kedua produk ini bila dibandingkan. Terlepas dari brand apa susu formula yang dipakai, yang paling utama sebagai sumber nutrisi teteeeepppp makanan sehari-hari. 

Jumat, Juli 26, 2024

eSIM Card, Yes or No?

Big YESSS kalau aku sih!!!

Kecanggihan jaman selalu bikin generasi Y (aku) terpana.  Selain earbud yang bisa dimisscall, sim card ghaib ini juga jadi persembahan teknologi yang luar biasa solutif di kehidupan manusia.

Sejak sekitar dua tahun silam aku pakai Samsung Galaxy Flip4 yang aku lupa pertimbangkan sebelumnya bahwa ternyata ia hanya bisa 1 sim card, sedangkan aku punya 2 kartu aktif di hp lamaku yang dual sim.  Saat Flip5 terbit aku bilang mungkin aku akan upgrade kalau besok si Flip udah bisa dual sim (sebagai korban penikmat drakor saat ini yang paling keren menurutku si Galaxy Flip). Dan saat ini di jaman kejayaan Flip6 aku baru tahu bahwa di dunia ini udah ada eSIM!!! Masyaallah. 

eSIM adalah SIM digital yang nggak ada wujudnya.  Kita bisa beli nomor baru (misal nih pingin nomor yang mengandung angka 1234 itu kita bisa cari di aplikasi provider masing-masing dan memprosesnya menjadi SIM ghaib tak kasat mata); pakai nomor lama kita yang sudah eksis juga bisa - ini gratissss - cuma perlu waktu dan kesabaran mengupload data yang di pengalamanku sempat beberapa kali gagal (sepertinya masalah koneksi ke server, bukan kegagalan tidak lolos verifikasi).  Gimana caranya? Gimping.  Sambil rebahan juga bisa. Di aplikasi provider, buka info akun dan cari menu ubah menjadi eSIM. Klik lalu ikuti arahannya.  Jadi deh.

Apakah bisa untuk semua handphone? Kalau di pengaturan handphone ada tulisan tambahkan eSIM, selamat!! handphone anda bisa untuk eSIM.  Saat ini belum semua perangkat bisa dipakai untuk sim ghaib.

Salah satu yang kemarin bikin maju mundur untuk mengubah wujud simcard ku menjadi ghaib adalah kekhawatiran keribetan urusan mobile banking, namun ternyata nggak ada kejadian apa-apa yang menyulitkan.  Dia tetap berfungsi sebagaimana selayaknya kartu nomor telepon.  Awesome!!  Mobile banking yang kudaftarkan dengan nomor eSim itu bekerja dengan baik di hp Flip ku ini.

Dan sepertinya hp yang support eSim bisa bawa banyak eSim lhoooo gak cuma satu (saat aku cek setting hp, menu tambahkan eSim masih ada)

Wah terimakasih banyak ya buat para ilmuwan yang menciptakan ini.  Kalian keren!!

Jumat Bersih

Beberapa waktu lalu ada himbauan di kantorku untuk mulai beres-beres ruangan karena akan ada kunjungan kenegaraan dari Dinas Kesehatan setempat.  Hari jumat bersepakat untuk jumat bersih, dalam kamusku jumat bersih adalah hari dimana kamu enggak kerja dan hanya bersih-bersih ruangan serta lingkungan yang dilanjutkan dengan makan-makan.

Hari itu pun aku berangkat dengan semangat kerja bakti.  Outfit menyesuaikan: pakai kaos mix celana olahraga, bukan pakai celana bahan apalagi rok bahan.  Datang paling pagi disusul bos yang datang membawa sekantong kue basah. Bos ku memberi gambaran output apa yang dia harapkan hari itu, aku melaksanakan sesuai arahannya dan kemudian berdatanganlah temanku satu persatu.

Mulai nggak asik ketika seseteman yang katanya berhalangan membantu, ia bertanya : kenapa gak serahkan kepada cleaning service aja urusan beberes ini? 
Aku : Ya gak papa (dalam hati sambil bilang: hadeeeeee kan udah arahan pusat dan udah kesepakatan kemarin.  Si CS udah kerja tiap hari dan dia gak cuma beresin ruangan kita)
Hari itu akhirnya yang kerja bakti adalah diriku dan diri seorang rekan.  Yang kemudian dibantu mas cleaning service karena selanjutnya aku ada kerjaan (yhaa padahal pinginnya libur mikir kerjaan)

Meski pada hari H ruanganku tidak menjadi area kunjungan kenegaraan namun aku tetap bangga.  Bisa dibilang kemudian hasil kerja bakti hari itu adalah pencapaianku, pemandangan depan meja kerjaku menjadi sangat bersih.  Horeeee.... 

Aku bukan orang yang 5R sih tapi aku lebih senang jika ruanganku seperti suasana di drama korea yang rapi dan cantik. Pernah suatu ketika di kantor lama, teman-teman sedang kerja bakti pindahan furnitur, super berantakan, dan kebetulan aku sudah terjadwal mengambil cuti sekian hari.  Aku pikir saat aku kembali semua akan sudah tertata dan sedam di mata, namun angan hanyalah halusinasi, keberantakan itu tetap pada tempatnya sebagimana saat aku belum cuti.  Masyaallah.  So then aku kerahkan beberapa bapak becak untuk angkut ini kemana itu kemana dan kemudian terciptalah lingkungan kerja yang kondusif bagiku. 

Sepertinya walau aku sebal saat ditegur masalah kebersihan di rumah, ternyata sdikit banyak standar kebersihan di bawah telapak kaki ibu tertanam di bawah sadarku.

Kamis, Juli 25, 2024

Beras Ini atau Beras Itu?

Ini bukan tentang beras yang bikin kenyang, ini tentang beras yang bikin segar dan wangi. Belakangan sedang suka banget mandi pakai sabun beras, wanginya bikin bahagia.  Hanasui sabun beras yang bikin jatuh cinta, tapi sekarang sedang coba-coba berpaling ke Thai Rice Soap karena sekilas bentuk, aroma, dan harganya sama.  Apakah beneran sama?

vs 

Bahkan anak kembar aja berbeza gais, maka dua produk ini ternyata memang berbeda. Dikemas dalam berat poduk yang sama-sama 60 gram, sama-sama persegi, masing-masing membawa kelebihan dan kekurangan masing-masing. Soal busa, keduanya sama-sama berlimpah. 

Dibanding varian Hanasui yang lain, si sabun beras ini yang menurutku busanya paling banyak dan paling harum. Kalau dibanding Thai? Hanasui juga lebih haruuumm... harumnya lebih semerbak dan lebih awet.  Bahkan setelah meninggalkan kamar mandi setelah beberapa waktu, saat kembali baunya masih ada.  

Yang salah satu jadi pertimbangan di kalangan ibu sholihah biasanya adalah harga.  Harga per biji nya sebenernya sama aja nih keduanya, yang Hanasui 7.700an (di supermarket tempatku berbelanja, di marketplace lebih murah) sedangkan Thai 7.500 an.  Sekilas cuma selisih 200an ya. Tapiii si Hanasui ini 5 hari dipake mandi 2x sehari udah tipis, butuh refill tiap seminggu sekali.  Sedangkan si Thai di hari ke3 pemakaian masih tebal.  Sepertinya akan awet dipakai mandi 2x sehari untuk 10-15 hari. Akhirnya untuk pemakaian sebulan Thai lebih hemat.

Jadi lebih sip yang mana? Yang hemat atau yang wangi? Teteuppp lebih sip Hanasui bagiku... karena aroma wanginya yang bikin relaks itu nempelnya lebih lama.

Rabu, Juli 24, 2024

Umur Berapakah Aku?

Wah, dihitung dengan kalender hijriyah, bulan ini usiaku sudah 39 tahun lebih 2 bulan, 8 bulan lagi insyaallah aku akan genap 40 tahun.  Namun berdasarkan kalender masehi, bulan ini aku memasuki usiaku yang ke 38. Di umur masehi yang baru i proudly present to my self : Galaxy Buds FE... yeeeeyyyyyyyy

Source : www.samsung.com

Ini earbuds paling murah punya Samsung, tapi meski paling murah dia sangattttttttt membuatku terpana dengan kecanggihannya (apalagi karena biasanya pakai earphone biasa).  
  • Dia bisa mebuat suara berisik terdengar sayup-sayup sehingga saat mendengarkan musik atau telefon bener bisa fokus ke suara utama
  • Dia bisa di miss call!!! kalau kebetulan kita lupa naruh bisa dipanggil dan dia bunyiiii
Demi apa jajan earbuds mahal? Demi cintaku padanyaaaa... wkwk. Biar komunikasi lebih lancar, gak delay karena kebanyakan hahohaho tak ngeding. Kalo komunikasi gak lancar ni risiko miss komunikasi, gawatnya lagi kalo pas PMS bisa jadi sebel banget yang itu gak bagus buat kesehatan mentalku.

Tetap waras!!

Angka Yang Bermata

Angka yang bermata itu adalah uang. Darah di kehidupan. Tanpanya hidup akan lemah, letih, lesu, tidak bergairah.

Meski sudah belasan tahun bermatapencaharian, kira-kira baru tiga tahun terakhir ini aku menikmati keberadaannya secara utuh. Tahun-tahun sebelumnya most of penghasilan kami mengalir ke bank, koperasi, pegadaian, serta rekan-rekan salesman. 

Kemarin-kemarin males banget mau nyatet keuangan pribadi karena hanya menambah beban rasa (gimana gak beban.. yang dicatet minas minus aja). Setelah lulus kredit bank, di tahun pertama masih menikmati kemerdekaan. 

Tahun kedua mulai merasakan adanya kebocoran-kebocoran, kefoya-foyaan yang fana dan tidak tampak outcomenya - di tahun itu sudah ada hasrat ingin mencatat (baca: dan mengelola) namun masih belum menemukan aplikasi pencatat keuangan benar-benar sesuai kebutuhan. Aku udah terbiasa dengan laporan versi Sungram, kira-kira seperti itulah laporan yang aku inginkan. Ada uraian belanja, anggaran, realisasi, dan sisa anggaran per rekening belanja.

Memasuki tahun ketiga memutuskan bahwa... harus mulai tertib banget mengatur anggaran dan belanja mengingat ada masa depan bocil juga yang dititipkan disana. Biar masa kini pun nggak anemia.  Kalau terjadi kebocoran terus menerus itu tidak baik untuk masa kini dan masa depan bukan? 

Mulai dari mana? Aku memulai dari Google Spreadsheet karena sampai berita ini diturunkan, aplikasi pencatat yg sesuai mauku itu nggak ada!!  Selain bisa custom, enaknya pake google sheet bisa buka dari pc kantor, dari hp ini, maupun dari hp itu.  Hahahah. Begitulah aku merangkai kolom-kolom di semacam excel ini: uraian belanja, anggaran, realisasi, dan sisa anggaran.  Konsepku juga ke-sungram-sungraman (FYI: Sungram adalah Penyusunan Program which is jadi bidang kerjaanku dalam 6 tahun belakangan) ialah gimana caranya pendapatanku bulan itu bisa cukup terbagi ke dalam masing-masing rekening. Baik, dari sini kita sadar kan bahwa kta kunci penting lain dari mengelola keuangan itu akhirnya adalah: pendapatan alias ada uangnya!! 

Selanjutnya bagaimana? Aku mencatat pendapatan dan pengeluaranku di tabeldan merekapnya di akhir bulan.  Begitu selama beberapa bulan sampai akhirnya aku punya data yang berguna untuk tahu dimana sektor-sektor kebocoran juga untuk menyusun anggaran belanjaku di periode selanjutnya.  Dari data ini aku akhirnya bisa mengklasifikasikan anggaranku ke beberapa rekening belanja. Kalau di kantor klasifikasinya ada belanja pegawai, barang dan jasa, belanja modal, aku mengklasifikasikan anggaranku ke dalam 4 rekening besar : Zakat dan Sedekah, Tabungan, Kewajiban, dan Jajan. Sederhana sekali ya. Rinciannya kurang lebih seperti ini:

Sedekah dan Zakat
- Zakat penghasilan 2,5% dari total duit yang kudapatkan bulan lalu
- Sedekah langganan
- Tabungan qurban
- Sedekah kondisional
Dari data, sedekah dan zakat ini biasanya kurang lebih 10%, maka segitulah dianggarkannya untuk bulan berikutnya. 

Tabungan
Harus dikeluarkan dulu ini memang, jangan nunggu sisa karena umumnya kita adalah ahli dalam menghabiskan uang darpada menyimpannya.  Nabung berapa? Dari data ku bulan-bulan sebelumnya aku bisa nabung sampai 40%. Waw! jadi ya kurang lebih segini akhirnya aku harus menganggarkan tabunganku setiap bulan. Nabung buat kalau kapan-kapan pingin ngasih hadiah besar buat diri sendiri, buat naik haji, buat pendidikan anak, buat jalan, buat kondisi emergency.

Kewajiban
Kewajiban adalah hak pihak lain yang ada padaku. Pihak tersebut di antaranya : asisten rumah tangga, negara dan perusahaan orang (air, bensin, pulsa), anakku (susu formula, pospak, mainan dan pakaian),  dan tidak lupa anggaran kesehatan (meski punya BPJS namun sesekali perlu beli suplemen / obat-obatan di apotik yang nggak ditanggung BPJS).  

Jajan
Ini adalah uang sisa (pendapatan dikurangi sedekah, tabungan, dan kewajiban).  Segera setelah pendapatan terkumpul (gajiku dewe dan duit jajan dari cintaku), aku merealisasikan rekening 1,2,dan 3 sehingga yang ada di rekening dan dompetku hanya uang jajan.  Diupayakan cukup buat sisa hari selama sebulan.  Gas, rem, gas, rem bisa dimainkan.  Kalau hari ini ngegas, besok ngegas, minggu depan ngerem.. gak jajan banyak-banyak.  Most of anggaran ini aku habiskan buat perut.  Di rekening aku nggak nyatet beli telur berapa duit, bawang berapa duit, air mineral berapa duit, terlalu detail yang seperti itu membat aku tertekan (menggali ingatan bukan perkara mudah, esmeralda).  Sederhananya aku cuma butuh tau hari ini aku udah jajan berapa duit, sisa duit jajanku berapa.

Begitu kira-kira iktiarku menjaga kewarasan.  Dengan adanya penetapan anggaran bulanan seperti itu aku merasa lebih tenang, nggak kepikiran aku punya utang apa kepada siapa.  


Senin, Juli 22, 2024

The Mentors

Saat ini sedang nonton drakor ongoing Good Partner, kisah drama rumah tangga sih, namun juga mengisahkan bagaimana pengacara senior membimbing pengacara juniornya secara profesional.  Tidak khawatir si junior akan menyainginya, namun ingin juniornya juga menghebat untuk organisasi mereka.  Ini membuatku teringat pada para senior yang membimbingku di tempat kerjaku yang lalu.  Ada bebreapa orang yang sangat berkesan dan berpengaruh sepanjang aku menimba ilmu:

Bu Ester
Pejabat yang sangat low profile juga stylish.  Nuansa pengkaderan sudah kerasa sejak awal aku bergabung di organisasi.  Sering mengajakku ke acara rapat di luar kantor, memberiku kesempatan melihat dan mendengar.  Bila ke luar kota bersama juga kami berbagi kamar, mendengar cerita beliau tentang hal-hal yang saat itu bagiku kejahatan tidak masuk akal namun katanya: ya begitulah manusia.  Saat penat, jalan-jalan ke ruangan anak buah adalah jalan ninjanya.  Berdialog santai. Santai, nampaknya begitu, meski akhirnya sayup-sayup aku dengar cerita dari orang bahwa ya gak sesantai itu gitu looooo hidupnya.  
Begitulah, selain tugas-tugas yang diberikan dengan bimbingan, kelak saat aku mendapat promosi aku merasa tidak patut untuk songong karena bahkan beliau yang posisinya jauh di atasku - lebih pinter, lebih pejabat, lebih pede, lebih di segala bidang dibandingku - tetap humoris dan low profile.

Bu Nora
Beliau atasan langsungku di sekitar tahun 2021, setahun sebelum kepindahanku.  Namun aku sudah mengidolakannya sejak sepuluh tahun sebelumnya, saat aku belum menikah.  Dulu kami pernah satu ruangan walau berbeda urusan.  Seorang perempuan yang pada saat itu sangat bertanggung jawab kepada keluarga. Prinsipnya, waktu kerjanya nggak boleh mengambil hak keluarga atas dirinya (sebagai ibu, sebagai istri), jadi saat beliau terpakasa lembur maka dikerjakan saat anggota keluarganya udah tidur malam.

Pernah diceritakan juga saat beliau sekolah di luar kota dan bela-belain pulang untuk menyiapkan bekal keluarga di kulkas dan beberes rumah.   Tidak pakai asisten seumur hidup karena eman jika potensi pahala ia bagi dengan orang lain.  Huhu. Di banyak bagian, kisah-kisah beliau menjadi kisah teladan yang tidak dapat kuaplikasikan karena berat sangat.  Butuh komitmen kuat banget.
Qodarullah kemudian beliau menjadi atasan langsung ku, begitu bergabung sebagai atasan - karena bidang ini baru baginya - beliau nggak jaga image gitu loh... bergiliran ke meja para staf kepoin pekerjaan masing-masing.  Belajar memahami pekerjaan anggotanya.  Ini hal baru bagiku, atasan sebelumnya mana pernah? 

Bu Nora paket komplit, sosok istri, ibu, dan wanita karir teladanku.

dr. Indra
Atasan yang sangaaaaaatttttt perhatian, lembut hati, dan sayaaaanggg banget pada organisasi.  Suatu hari kami di perjalanan di luar kota, saat itu aku menolak ajakan makan beliau karena aku sedang berpuasa.  Aku sudah membawa snack untukku berbuka.  Beberapa jam kemudia senja turun, beliau mengajak sopir mampir ke minimarket untuk apa? Beliin aku buka puasa.  Omoooo melting.... hihihi. Ketika aku di push untuk suatu output dan aku berhasil maka aku akan mendapat surprais sebagai apresiasi.  Beliau tidak segan berkata pada anggota untuk sejenak menjeda pekerjaan, yuk makan dulu... lalu kami ditraktir makan di suatu tempat yang menurut beliau enak.

Sepulang jam dinas, beliau keliling mantau rumah sakit.  Suatu kali aku menemaninya berkeliling dan ia menceritakan bahwa baru saja membereskan ketidaksesuaian, aku hitung habisnya belasan juta, kutanya pertanggugjawaban keuangannya bagaimana? beliau hanya mengelus saku celananya dan mengiyakan saat aku menegaskan bahwa itu menggunakan dana pribadi.  Konon temanku bercerita bahwa beberapa pasien yang kesulitan juga dibantu menggunakan dana pribadinya.

Disaat dunia lain ada pejabat yang nilep uang negara untuk pribadia, ini lo ada yang malah uang pribadi dimanfaatkan untuk negeri.  Keren bangettttt.

Pak Munir
Aku jujurly agak serem sama bapak ini karena memang serem. Meskipun kami pernah satu level jabatan namun saat aku membutuhkan sesuatu dari beliau aku meminta dengan halussss sehalus sutera.  Demi perdamaian dunia.  Qodarullah kemudian beliau menjadi atasanku juga.  Dari beliau akhirnya aku terpaksa disiplin waktu di tempat kerja (baca: datang on time).  Dan meskipun terkesan galak di kantor, menurutku beliau sangat sayanggggg pada keluarga, merawat istrinya yang sakit juga dengan tulus. Yang berkesan adalah saat beliau mensupport jalan hidup yang kupilih (ciehh).  Pada masa pemerintahan beliau aku menyampaikan rencana IVF-ku pada rapat staf, teman-temanku mendukung dan alhamdulillah akhirnya diijinkan (juga diijinkan off dari berbagai pekerjaan tambahan yang  menguras energi).  Di kemudian hari, ketika beliau sudah mutasi keluar dari kantorku, bahkan beliau masih menanyakan kabarku, pertanyaan yang bukan basa basi... karena saat kukabarkan aku sedang sedikit ada kendala (saat itu aku sedang proses mutasi pindah dan mengalami fase kurang lancar) beliau membantuku dengan menghubungi kolega-koleganya dan tadaaaaa... Lancarlah urusanku.  Alhamdulillah.    

Semoga Allah senantiasa memudahkan urusan beliau pada kebaikan. Amin.                                                                                                                            

Pak Halimi
Beliau (menurutku) bukan orang yang bisa jadi nomer dua, harus jadi nomer satu. Saat menjadi nomer 1 maka all out lah effort beliau untuk membawa kebaikan bagi tempat yang dipimpinnya.  Punya mimpi besar dan fokus meraihnya no matter apa kata orang, mengkondisikan lingkungan untuk menjadi support systemnya, teguh melalui waktu di atas peta yang sudah dirancangnya dan pada akhirnya hasil nggak akan mengkhianati proses. 

Namun yang paling dalam jejaknya pada hidupku adalah karena dari semua orang, beliau yang aku rasa afirmasinya sangat besar di tahun-tahun terakhir ku disana.  Beliau yang paling percaya bahwa aku pasti  bisa, aku pasti beres, aku pasti baik, oke, sip.  Sehingga mau gak mau aku (walau dengan kerja keras dan setres) kesanalah aku terbawa suasana: aku yang dapat diandalkan. 

--------
Terimakasih para senior atas pelajaran-pelajaran hidup yang diamanahkan padaku.
Terimakasih Tuhan atas kesempatan untuk bertemu mereka serta mengambil secuil nilai yang dalam.

Kamis, Juli 11, 2024

Pak No

Dulu sekali, kami (aku, orang tua, dan adikku) tinggal di rumah kontakan, masuk gang kecil di sela ruko, tepat di belakang rumahku adalah selokan yang saat hujan tiba tidak jarang airnya menggenang kemana-mana.  Kami pindah dari sana saat aku kelas tiga sekolah dasar.

Meski mengontrak, waktu itu orang tuaku masih sering membawa pulang koran Jawa Pos. Aku pikir saat itu pasti bapak/mamaku menyisihkan uang untuk membelinya - bukan membawa pulang koran kantor - karena di suatu hari bapak mulai mengganti judul korannya dengan alasan harga Jawa Pos naik. Saat itu, tahun 1990an, layanan delivery service ke kantor sudah lazim, loper koran bernama Pak No setiap hari datang mengantar ke kantor. Loper koran yang tuna wicara namun berusaha berbicara dengan tergagap gagap pada customernya. Keunikannya ini yang membuatku tidak bisa lupa.

Meski tidak jadi media utama berita seperti tahun 90an, koran maaih dicetak dan diantar ke kantor-kantor oleh loper koran tak terkeculali di kantor lamaku. Ada saat aku berencana berlangganan majalah intisari favoritku itu (saat itu biasanya aku pinjam punya ibu atasan saat sudah selesai dibacanya tuntas). Kutunggu pak loper koran tidak datang datang. Konon, loper koran itu ternyata kabur membawa uang dhasil penjualan surat kabarnya!! Wah! Mungkin pendapatannya tidak memcukupi kebutuhan hidup hingga ia gelap mata seperti itu.  Disayangkan, mencari pekerjaan bukan hal yang gampang tapi ia membuangnya.

Aku berjumpa lagi dengan pak No baru-baru ini. Melihatnua masih sigap mengantar koran, melihatnya menghitung hitung sebelum pergi lagi dengan motornya. Vibes nya tu semacam bertemu dinosaurus.. sesuatu yang kukira sudah punah - paling tidak pak No udah pensiun - ternyata masih ada dan melakukan adegan yang sama dengan dimasa kecilku. Saat itu aku sangat antusias mengabarkan pada mamaku tentang keberadaan pak No yang masih sehat (sementara adik dan bapakku tinggal kenangan).  Aku juga bercerita dengan antusias kepada teman-temanku tentang loper koran tahun 90an yang masih tekun dengan pekerjaan yang sama di tahun 2020an. Aku berasumsi pak No tercukupi sehingga ia tidak berpaling dari karirnya selama ini, tidak seperti loper koran di kantor lamaku.

Belakangan ternyata pak No cukup dekat dengan salah seorang temanku. Sepertinya temanku sering memberi padanya dan ia sering menolak pemberitan pak No. Temanku berujar bahwa dia memberi yang tidak dia butuhkan (baju bekas dan barang bekas lain) tapi pak No memberinya barang berharga (koran baru) - rasanya tidakbakan pernah sepadan sehingga ia tidak bisa menerimanya (pemberian pak No).
Pak No sepertinya belum masuk financial freedom, tapi ia memilih kepada siapa ia meminta tolong, tidak ke semua orang.  Bertahan dengan pekerjaan yang sama selama berpuluh tahun itu luar biasa.




Rabu, Juli 10, 2024

Bad Mood dan Sakit Pinggang

Suasana hati menjadi kacau, tidak ingin bertemu manusia, tidak ingin merespon manusia, ada apakah gerangan? 
Sepertinya aku sedang sebal karena jatah tidurku tidak terpenuhi sebagaimana seharusnya aku beristirahat. Pinggangku sedang sakit, sakit sekali semalam, bahkan di tengah malam saat aku terbangun aku menjadi sulit untuk tidur kembali karena merasakan nyeri yang amat.  Kubaca istigfar lamat-lamat rasa itu hilang, namun timbul lagi.
Menimbang kembali hal yang mungkin terjadi : terus gak bisa tidur karena kesakitan, maka aku memutuskan untuk menyapkan sepotong bakwan jagung di meja makan lalu menyusul asam mefenamat sang pereda nyeri dengan beberapa teguk air.
Aku terbangun lagi sejenak kemudian, masih sakit, mencoba pejam mata dan tiba-tiba subuh sudah berlalu setengah jam lalu.  bergegas absen pagi dan menjalani hidup dengan mood minus.

Menyusur selasar rumah sakit tempatku bertugas pagi ini
berpapasan dengan seorang perempuan di kursi roda, cantik sekali.  Ia cantik karena masih tersenyum di wajah pucatnya.  Wajahnya penuh syukur.
Di jalan lain berpapasan dengan pasien-pasien di brancard.
Sakitku masih jauh lebih baik daripada mereka
Yok mood yookkk... kembalilah
Terlalu banyak hal baik untuk diabaikan

Bismillah

Selasa, Juli 09, 2024

Intisari Reborn

 



Sekitar kelas 2-3 SD seingatku, ada majalah ini di rumah, membacanya menyenangkan.  Dia bagaikan website jaman sekarang, ada banyak informasi menarik yang gak umum.  Kemudian ini menjadi salah satu majalah favoritku.  Sayangnya saat itu mahal sekali, saat aku reamaja tahun 2000an harganya belasan ribu, lebih mahal dari SPP ku yang kala itu cuma 11 ribu. Sesekali aku membeli prelovednya, 3000-an.  Kalau udah mudik ke Boyolali, aku bisa akses majalah ini edisi tahun 1990an, koleksi kakak-kakakku.  Sekarang harganya 35k, terbit sebulan sekali - aku dapat akses gratisnya selama setahun setelah beli majalah Bobo.

Membaca mukadimah perpisahan pada Intisari edisi Juni 2024 ini kokkk rasane.... piye yaaaa.... seperti akan berpisah.  Meski katanya akan hadir, tapi karena dengan format yang berbeda maka rasanya akan berbeda juga mungkin.

Bagaimanapun, termakasih kepada Intisari yang mewarnai duniaku. Semoga terus jaya dengan format yang baru


Rabu, Juli 03, 2024

Tubel Kemenkes

Segera skip tulisan ini jika kamu adalah orang yang mencari cara jitu tembus beasiswa karena tulisan ini bukan tentang keberhasilan namun tentang ketidakberhasilan.

Di suatu hari yang cerah, aku mendapat informasi tentang beasiswa tugas belajar kemenkes. Dalam hati memang ada sekeping ingin untuk bersekolah lagi di kampus negeri, lebih tepatnya bila ada kampus negeri yang membuka kelas di kota kecilku -yang tidak mengharuskanku mobile ke luar kota- aku akan mengikutinya. Namun bila ada sponsor dari beasiswa, kupikir tidak apa-apa bila aku wira wiri ke kota sebelah. Bismillah maka aku pun ikut mendaftar.

Cukup percaya diri. Persyaratan administrasi atas ijin Allah bisa terpenuhi dengan lancar dan tepat waktu. Perjalanan yang baik kupikir akan berhasil dengan baik juga. Apalagi tahun lalu kawanku beserta 6 orang lainnya di kotaku ini berhasil lolos. Dan jeng jeeeeeeenggggg... masih belum percaya di hari pertama saat namaku bahkan nama teman-teman sekantor yang mendaftar bersamaku tahun ini tidak ada di list. 
Inhale..
Kulihat lagi pengumuman
Bahkan nama teman sekantor yang menurutku sangat mengagumkan prestasinya tidak lolos!! Aihhh... menurut pegawai Dinkes, tahun ini kota kami tidak lagi menjadi prioritas karena tahun lalu sudah mengambil 7 orang (which is kuota sejatim diambil kabupatenku semua).
Exhale
Baiklah... mari kita terima kenyataan ini...

Bagaimana perasaanku saat itu? Mengsad? Kecewa? 

Jujurly ketika menyadari ketidakberhasilanku aku menjadi KAGUM!! Kagum pada bestieku yang atas ijin Allah lolos beasiswa tahun lalu. Lalu seperti kacamataku diganti baru. Aku menjadi lebih menghargai keberhasilan-keberhasilan yang sebelumnya kuanggap hanya keniscayaan yang biasa aja.

Lalu muncul juga rasa berhutang pada diri sendiri. Bahwa aku tetap harus meningkatkam kapasitas diriku meski tidak dengan pendidikan formal.  Aku memutuskan untuk menambah wawasanku ttg hal hal yang menurutku berguna untuk hidupku sendiri.

Begitulah
Yok tetep belajar!!