Selasa, November 20, 2012

anugerah

rumah sakit pagi hari di poli rawat jalan, seperti kampung yang hidup.
riuh.  ada ibu mlijo jujukan para karyawan yang nggak sempat belanja ke pasar.
banyak berkeliling penjual jajanan, pentol, nasi bungkus, bahkan ada yang sudah punya etalase kecil berisikan pakaian bayi murah meriah.

saya haya sekedar lewat, menolak beberapa yang menawarkan jajanan
sesekali menutup hidung
baunya orang sakit itu seringkali aneh.  apalagi jika mereka sudah berkumpul jadi satu.
bau kuman :D

kapan ya nggak ada orang sakit?

kayaknya nggak mungkin selama kehidupan ini terus berjalan.
selama manusia itu masih punya dosa... karena sakit itu adalah 'anugerah' bagi sebagian manusia untuk sedikit menghapus catatan hitamnya.  katanya.

seperti yang ditulis oleh seorang kawan dalam jejaring sosial: sepotong lebih baik daripada setumpuk.
lalu kawannya menjawab: kecuali setumpuk uang.
lambang keserakahan kah jawaban itu? manuasiawi.  serakah itu manusiawi.  asal ia hanya sepotong keserakahan, bukan setumpuk keserakahan.  semua rasa negatif yang sepotong itu manusiawi dan seyogyanya dimanfaatkan untuk mengoptimalkan ikhtiar ya.
sepotong "sesuatu yang secara normatif buruk" lebih baik daripada setumpuk.  ia anugerah.
sesutu yang secara normatif buruk itu semacem sakit, prasangka, takut, iri, marah, dll
sepotong "sesuatu yang secara normatif baik" pun nampaknya sepotong lebih baik daripada setumpuk, jika setumpuk bisa membuat yang memilikinya menjadi lupa diri, lupa syukur, lupa daratan.

boleh marah, ya saya pernah marah.
boleh iri, siapa yang nggak pernah iri?
dalam hati saja.  lalu pikirkan lagi sebelum mengekpresikannya.  pikirkan dampak ekspresinya.  pikirkan cara ekspresinya.
* well saya lebih suka nangis bombay daripada ngomel sama beloved karena nangis itu lebih meluluhkan hati dan lebih bollywood, sementara ngomel itu lebih sinetron :D  pengennya bisa tetep tenang dan damai seperti drama korea

boleh dengan semua sifat manusiawi itu, sedikit saja, asal jangan sampai masuk rumah sakit, apalagi rumah sakit jiwa.



 

Tidak ada komentar: