Selasa, Mei 13, 2014

Normalisasi Kehidupan

Rapuh itu ketika merasa getun,, ngapainn dulu saya mau pijet2an perut segala. Dan mengalami nyeri haid tak terbendung setelahnya. Padahal sejak haid di 12th sampai 26th itu saya sama sekali nggak pernah kesakitan.

Rapuh itu ketika merasa saya akan terbatasi oleh kondisi. Gerakan sederhana dudik, bangun, berdiri harus dilalui dg penuh kesakitan.

Rapuh itu berada pada kondisi lemah yang gak gue banget. Lalu berpikir andaisaja nggak melalui waktu itu. Andaisaja minimal bisa melupakan waktu itu. Melupakan perasaan getun itu.
Saya terlanjur getun, luka hati, dan mengubur getun itu disini. Sekarang arwahnya bangkit menjadi trauma terhadap pengobatan alternatif apapun.
Ada perasaan marah ketika orang orang memberi saran: coba pakai ranuan anu, coba ini, coba itu, si anu berhasil dg ini, itu.

Rapuh itu waktu merasa diri dipaksa menjadi kelinci percobaan

Gimana cara saya melupakan itu semua dan menjadi kuat?!
Haruskah menghapus memori dg stroke?
Atau menjatuhkan kepala hingga amnesia?
NO!!!

Anggaplah saya patah hati
Dan seperti nasehat2 bijak saya pada abg abg putus cinta yg ingin lupakan mantan..
Jangan pernah ingin lupakan! Percuma! Nggak akan bisa! Memori kita bikinan Allah, perfect! Sempurna!
Yg kamu perlu adalah belajar menerima keadaan....

Perasaan getun karena melakukan tindakan yg nggak saya banget
Terimalah ia sebagai pengingat bahwa saya lain kali harus tetap tegas. NO is NO. Saya punya pemikiran dan saya harus menghormati pertimbangan2 yg telah saya buat.

Perasaan lemah, terbatasi oleh kondisi
Terimalah ia sebagai pengingat agar kelak ketika saya sudah pulih dan leluasa, saya nggak semena2 dg raga ini. Menjaganya betul betul

Dan lagi Allah sayang saya banget
Memanjangkan kasih sayangnya melalui beloved
Beliau menemani saya
Beliau merawat saya
Beliau memotivasi saya
Beliau membantu saya

Membalasnya dg terimakasih sama sekali tak cukup
Semoga Allah memampukan saya utk menjadi sebaik2 istri bagi beliau.
Amin.

Tidak ada komentar: