berbincang kecil dengan teman kuliah di salah satu ruang perawatan rs pagi tadi. kebetulan bertemu.
salah satu topiknya adalah tentang keinginan kami untuk dekat dengan suami masing-masing. both of us are in long distance relationship. ih.. ngetrend banget sih status hubungan kayak begini. temen saya bercita-cita nyusul suaminya di lumajang :D ahahaiii... saya juga. suami saya bercita-cita mendampingi saya di lumajang
:p emang bisa suamimu pindah kesini?
:) bisa... insyaallah
:p oohhh ada kantor cabangnya disini?
:) berwirausaha cita-citanya. ini lagi ngumpulin semangat, keberanian
:p dan modal ya
:) iyaa
lalu ceritakan padanya tentang ngenyong. ah... ngenyong teman baik saya itu: inspirasi.
she and her husband berani resign dan memulai dari nol penghidupan mereka di kampung halaman. alhamdulillah... dengan seorang anak lelaki kecil imut ganteng, keluarga kecil mereka sampai saat ini masih eksis: bisa makan, punya bebong (baca: nggak berkekurangan).
:p lho? jadi ilmunya ngenyong kuliah nggak dipakai?
:) entahlah.... yang jelas setahu saya beliau mengabdikan diri untuk menjadi ibu dan istri yang terbaik.
selalu menggelitik ya tentang ilmu perkuliahan itu.
tentang anggapan sebagian orang bahwa rugi kalo kerja nggak sesuai dengan ilmu kuliah.
apakah rugi yang kuliah ilmu sosial lalu sekarang punya perusahaan grafis sendiri (suami temen saya nih)?
apakah rugi yang kuliah di institut teknologi lalu sekarang jadi juragan bawang goreng? (ini orang entah siapa namun beberapa kali terakhir ibu mertua suka banget mengisahkannya pada saya)
seluas apa sih kampusmu? kok bangga amat.
kampus saya: universitas airlangga. lebih sempit lagi: kampus C. lebih sempit lagi: fakultas kesehatan masyarakat :D
bandingkan dengan universitas kehidupan. yang jaaaaaauuuhhhh lebih luas. dimana orang-orang tak dikenal menjadi dosenmu. dimana ilmu ilmu bergelimpangan dari setiap yang berlalu lalang: koran, buku, berita di tivi, radio, suara-suara yang terdengar saat tak sengaja menguping, perdebatan orang-orang kecil, diskusi orang-orang penting, kasak kusuk, ilham, aaaahhhhhhhh.........
sesungguhnya ilmu di dunia ini banyaaakkkkkk dan tak terkupas meski sekolah terus sampe mati :D
ehehehehehe
jadi sebenernya nggak masalah ya ketika kita bekerja nggak sesuai sertifikat/ijasah. selama yang kita abdikan itu memberi sebanyak-banyaknya manfaat bagi sebanyak-banyaknya orang.
jadi kuliah itu nggak penting?
lhooo... ya penting. kalo di PNS itu bisa dapet golongan yang lebih mumpuni ketika jenjang pendidikan lebih tinggi.
kalo dalam kehidupan sehari-hari, yang kuliah pada umumnya lebih optimis, punya pandangan hidup yang berbeda. itu pun menurut saya, bukan semata-mata karena ilmu sanitasi, kesehatan lingkungan, statistika, yang mereka pelajari dari jam tujuh pagi sampe jam sembilan malam, tapi karena gesekan-gesekan dengan pemikiran-pemikiran orang-orang di sekeliling ketika mereka belajar di kampus itu.
bergesekan dengan enerdi dari pak W7P, pak sudjajadi keman, pak bagus, pak saenun, bu ririh. dengan teman teman kampus sebut saja ratih sulis, salis, indri, hafid, wahadi, pinul, dila, ngenyong, pika, karin, kuwer....
kalo kuliah di tempat abal-abal ya pemikirane bakal KW, nggak original kualitasnya :D
yang penting itu ilmu
ilmu itu dari mana-mana
yang lebih penting lagi implementasinya
ayuk belajar!!!!!!
ayok berbuat!!!
salah satu topiknya adalah tentang keinginan kami untuk dekat dengan suami masing-masing. both of us are in long distance relationship. ih.. ngetrend banget sih status hubungan kayak begini. temen saya bercita-cita nyusul suaminya di lumajang :D ahahaiii... saya juga. suami saya bercita-cita mendampingi saya di lumajang
:p emang bisa suamimu pindah kesini?
:) bisa... insyaallah
:p oohhh ada kantor cabangnya disini?
:) berwirausaha cita-citanya. ini lagi ngumpulin semangat, keberanian
:p dan modal ya
:) iyaa
lalu ceritakan padanya tentang ngenyong. ah... ngenyong teman baik saya itu: inspirasi.
she and her husband berani resign dan memulai dari nol penghidupan mereka di kampung halaman. alhamdulillah... dengan seorang anak lelaki kecil imut ganteng, keluarga kecil mereka sampai saat ini masih eksis: bisa makan, punya bebong (baca: nggak berkekurangan).
:p lho? jadi ilmunya ngenyong kuliah nggak dipakai?
:) entahlah.... yang jelas setahu saya beliau mengabdikan diri untuk menjadi ibu dan istri yang terbaik.
selalu menggelitik ya tentang ilmu perkuliahan itu.
tentang anggapan sebagian orang bahwa rugi kalo kerja nggak sesuai dengan ilmu kuliah.
apakah rugi yang kuliah ilmu sosial lalu sekarang punya perusahaan grafis sendiri (suami temen saya nih)?
apakah rugi yang kuliah di institut teknologi lalu sekarang jadi juragan bawang goreng? (ini orang entah siapa namun beberapa kali terakhir ibu mertua suka banget mengisahkannya pada saya)
seluas apa sih kampusmu? kok bangga amat.
kampus saya: universitas airlangga. lebih sempit lagi: kampus C. lebih sempit lagi: fakultas kesehatan masyarakat :D
bandingkan dengan universitas kehidupan. yang jaaaaaauuuhhhh lebih luas. dimana orang-orang tak dikenal menjadi dosenmu. dimana ilmu ilmu bergelimpangan dari setiap yang berlalu lalang: koran, buku, berita di tivi, radio, suara-suara yang terdengar saat tak sengaja menguping, perdebatan orang-orang kecil, diskusi orang-orang penting, kasak kusuk, ilham, aaaahhhhhhhh.........
sesungguhnya ilmu di dunia ini banyaaakkkkkk dan tak terkupas meski sekolah terus sampe mati :D
ehehehehehe
jadi sebenernya nggak masalah ya ketika kita bekerja nggak sesuai sertifikat/ijasah. selama yang kita abdikan itu memberi sebanyak-banyaknya manfaat bagi sebanyak-banyaknya orang.
jadi kuliah itu nggak penting?
lhooo... ya penting. kalo di PNS itu bisa dapet golongan yang lebih mumpuni ketika jenjang pendidikan lebih tinggi.
kalo dalam kehidupan sehari-hari, yang kuliah pada umumnya lebih optimis, punya pandangan hidup yang berbeda. itu pun menurut saya, bukan semata-mata karena ilmu sanitasi, kesehatan lingkungan, statistika, yang mereka pelajari dari jam tujuh pagi sampe jam sembilan malam, tapi karena gesekan-gesekan dengan pemikiran-pemikiran orang-orang di sekeliling ketika mereka belajar di kampus itu.
bergesekan dengan enerdi dari pak W7P, pak sudjajadi keman, pak bagus, pak saenun, bu ririh. dengan teman teman kampus sebut saja ratih sulis, salis, indri, hafid, wahadi, pinul, dila, ngenyong, pika, karin, kuwer....
kalo kuliah di tempat abal-abal ya pemikirane bakal KW, nggak original kualitasnya :D
yang penting itu ilmu
ilmu itu dari mana-mana
yang lebih penting lagi implementasinya
ayuk belajar!!!!!!
ayok berbuat!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar