sebagian orang tidak berhasil mendapat kehidupan impiannya, lalu depresi, dan melakukan kekejian tanpa kendali.
nonton berita di tvOne kemarin soal mamah dedeh yang berencana membunuh anak-anaknya, sedih.
apalagi dengar bagaimana ia memahami qada dan qadar sebagai takdir baik dan takdir jelek: salah.
andai ia paham bahwa itu artinya ada takdir yang tetap, dan takdir yang bisa diubah bungkin ia nggak akan putus asa. karena Allah masih memberinya peluang untuk merubah kehidupan, sayang ia tak melihatnya.
mengembalikan ini semua pada Yang Memberi
hari ini terasa kembali nyeri dismenorea yang teramat sangat itu.
opsi pertama, duduk diam di rumah, beristirahat dan membengkalaikan perkerjaan sementar waktu
opsi kedua, keep fight sampai benar-benar nggak nahan.
sementara saya memilih opsi kedua. mengalihkan perhatian pada kesibukan. walau sebenernya tetep nggak bisa konsen 100% karena... saya memang tidak sedang 100%.
eh iri loh
tadi ada mbak mbak cantik lagi ngurusin surat kelahiran anakknya disini
lalu teman saya memberitakan tentang kehamilan keduanya
haruskah iri?
tidak tidak. saya tahu sebenernya itu tak diperkenankan, tapi rasa itu manusiawi kok. tinggal bagaimana kita memanajemen rasa,
bila ceritakan pada teman-teman baik, mereka pastiii bakal ngasih saya ceramah: huaaa lupa ya sama nikmat Allah yang ini, yang itu, yang segalanya??
Allah sayang saya banget kok. dan kelak saya akan lihat betapa hari yang menyakitkan ini sama sekali nggak patut saya sesali... bila saya menyikapinya dengan positif :)
nonton berita di tvOne kemarin soal mamah dedeh yang berencana membunuh anak-anaknya, sedih.
apalagi dengar bagaimana ia memahami qada dan qadar sebagai takdir baik dan takdir jelek: salah.
andai ia paham bahwa itu artinya ada takdir yang tetap, dan takdir yang bisa diubah bungkin ia nggak akan putus asa. karena Allah masih memberinya peluang untuk merubah kehidupan, sayang ia tak melihatnya.
mengembalikan ini semua pada Yang Memberi
hari ini terasa kembali nyeri dismenorea yang teramat sangat itu.
opsi pertama, duduk diam di rumah, beristirahat dan membengkalaikan perkerjaan sementar waktu
opsi kedua, keep fight sampai benar-benar nggak nahan.
sementara saya memilih opsi kedua. mengalihkan perhatian pada kesibukan. walau sebenernya tetep nggak bisa konsen 100% karena... saya memang tidak sedang 100%.
eh iri loh
tadi ada mbak mbak cantik lagi ngurusin surat kelahiran anakknya disini
lalu teman saya memberitakan tentang kehamilan keduanya
haruskah iri?
tidak tidak. saya tahu sebenernya itu tak diperkenankan, tapi rasa itu manusiawi kok. tinggal bagaimana kita memanajemen rasa,
bila ceritakan pada teman-teman baik, mereka pastiii bakal ngasih saya ceramah: huaaa lupa ya sama nikmat Allah yang ini, yang itu, yang segalanya??
Allah sayang saya banget kok. dan kelak saya akan lihat betapa hari yang menyakitkan ini sama sekali nggak patut saya sesali... bila saya menyikapinya dengan positif :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar