Rabu, Maret 27, 2013

How To get Rich from Dunia Maya


Beranjak dari jaman pra-sejarah, jamannya wartel, jadi warnet, kenal friendster, lalu blogger, lanjut facebook, tak lupa twitter.  Awalnya cari teman, cari kenalan, ngabisin duit buat bayar jasa layanan, sekarang seiring makin murahnya harga layanan internet, plus makin beragamnya fitur yang disediakan sosial media, plus adanya kesadaran masing-masing individu untuk menghapuskan gaptek di muka bumi, maka lahirlah planet baru... ia bernama planet dunia maya.

Planet dunia maya pernah menjadi tempat dimana saya ketemu cowok ganteng yang dikemudian hari menjadi pacar pertama dan suami terakhir :D yeyeye lalalala
Sebagaimana kehidupan planet bumi, di planet dunia maya juga ada transaksi jual beli.  Makin lama makin banyak.  Setiap hari adaaaaa aja yang mulai ikutan.  Termasuk saya.  Apalagi hari gini juga mulai marak jualan tanpa modal, dropship istilahnya.  Jadi bagi yang pengen coba-coba menyelam, nggak khawatir, risiko minimal :D keuntungan juga minimal siii... secara nggak pake modal gitu loh.

Membaca salah satu karya ustad Yusuf Mansur, cara sukses jadi pengusaha (baik online maupun offline) ada dua macem, ada cara dunia, ada cara Allah.  Cara Allah antara lain kuatin doa, biasakan sholat wajib yang 5 itu tepat waktu, rutin sholat dhuha dan tahajud, nggak lupa sedekah.  Kalo baca kisah sukses para pengusaha, sedekah selalu jadi salah satu kunci yang mereka punya, selebihnya dirahasiakan (karena kayaknya nggak etis banget kan kalo mereka ‘pamer’ udah sholat minimal 7 kali sehari dan berdoa sepanjang nafas).  Pendekatan-pendekatan kepada Yang Maha Segalanya itu terbukti akan melapangkan dan melancarkan usaha dengan cara-cara Allah yang sungguh misterius.

Faktanya, Allah nggak akan mengubah keadaan suatu kaum jika kaum itu nggak berusaha merubahnya.  Makanya cara Allah itu juga harus dikombinasi dengan cara dunia. Mau punya duit? Kerja.  Nggak ada lowongan? Bikin lowongan sendiri.  Nggak ada modal? Coba jualan dropship.  Kumpulin dikit-dikit labanya buat modalin usaha selanjutnya.  Intinya: MULAI aja... dengan sumber daya yang ada.
Hahaha... ngomong aja, padahal saya dan suami yang lumayan ada modal, belum bergerak-bergerak juga.  Ooppss!!!  Mohon doa restunya ya... kami sedang mencari inspirasi :D

Umm... ngomong-ngomong, dalam beberapa waktu belakangan, beberapa teman saya dan teman beloved dikaruniai bayi yang unyu-unyu.  Berlatar belakang ilmu public health, sebagian besar teman saya bersemangat banget ngasih ASI eksklusif, dilanjut dengan ASI dan makanan pendampingnya.  Sementara beberapa temen suami saya sudah kasih susu formula pada bayinya, tidak mengupayakan ASI yang memang bagi sebagian ibu tidak mudah.  Sepintas nggak ada yang salah kan? Secara di media susu formula digembar gemborkan dapat mencukupi kebutuhan nutrisi bayi dan balita, mengandung unsur-unsur tambahan tertentu yang bikin balita jadi makin sehat dan cerdas.  Dengan iklan yang menarik dan terus menerus, maka tenggelamlah citra ASI pada kelompok masyarakat tertentu (terutama yang nggak proaktif mencari tahu).  Padahal... ASI itu diciptakan langsung oleh Allah yang Maha Tahu butuh apa sihhh bayi bayi itu.

Kok ngomongin ASI?
Hehehe.  Saya kan udah bilang kalo saya sedang mencari inspirasi.  Dari kasus inilah maka nampak betul peran media dalam mengedukasi, mempersuasi, bahkan membodohi masyarakat agar tergerak membeli produk.  
media itu bisa membuat citra barang menjadi berbeda.
kalo disampaikan dengan baik, maka terkesan baik, dan nampak lebih berharga.  kalo disampaikan nggak istimewa ya jadinya nggak istimewa :D
ini masih sedang belajar mengembangkannya lagi....
muga muga kelak bisa menjadi lebih pinteer.
oke!

Tidak ada komentar: