Selasa, Januari 27, 2015

Eleven Habits

11 Kebiasaan yang Harus Kamu Ubah Sekarang, Demi Jadi Ibu yang Baik di Masa Depan

By: Agustin Fatimah | Dec 3, 2014
Source http://www.hipwee.com/motivasi/11-kebiasaan-yang-harus-kamu-ubah-sekarang-demi-jadi-ibu-yang-baik-di-masa-depan

Sebagian besar dari kita ingin menikah lalu memiliki anak. Di lain sisi, menjadi ibu bukanlah pekerjaan gampang. Maka dari itu, alangkah baiknya jika kamu mulai menyiapkan diri dari sekarang.

Mungkin kamu saat ini belum memiliki pasangan yang serius. Bisa juga, kamu belum berencana untuk menikah dalam waktu dekat. Tetapi hal ini tidak boleh menjadi alasanmu untuk menolak bersiap-siap. Banyak lho orang yang menikah tanpa mesti berlama-lama pacaran dulu. Siapa tahu, tahun depan atau dua tahun lagi kamu akan memulai hidup baru?

Nah, dalam artikel ini, Hipwee akan menjabarkan untukmu 11 kebiasaan yang harus kamu ubah dari sekarang agar bisa menjadi ibu muda yang baik di masa depan. Semoga bisa membantu persiapanmu untuk menjadi ibu yang menakjubkan!

1. Menjadi Ibu Adalah Perjalanan Menempa Kesabaran. Alangkah Baiknya Bila Perjalanan Itu Kamu Mulai dari Sekarang.

Jika bisa menggeneralisir, perbedaan mendasar antara ibu muda dan ibu senior jatuh pada pengontrolan emosi. Karena masih “baru”, seorang ibu muda kerap tak bisa bersabar menghadapi tingkah anaknya yang tak bisa diam. Maka dari itu, gak ada salahnya jika kamu mulai belajar menempa kesabaran mulai sekarang.

Gak mungkin kan kamu lantas kesal bayimu nangis terus ditengah malam karena kehausan? Gak mungkin juga kan kamu sontak marah-marah hanya karena bayi kecilmu memecahkan keramik kesayanganmu tanpa sengaja? Karena dengan menjadi ibu, itu artinya kamu harus ekstra bersabar dengan segala bentuk sikap tingkah polos anak yang kadang membuat ubun-ubun mulai terbakar. Pesan dari para ibu: “Sabaaaar!”

2. Mulailah Untuk Tak Jijik Pada Hal-Hal yang Kotor, Karena Bayimu Nanti Takkan Bisa Bersih-Bersih Sendiri

Alangkah baiknya sekarang kamu berlatih untuk tidak takut kotor. Karena nanti, kamu akan dihadapkan setiap hari dengan bayi yang tiba-tiba menangis karena buang air besar. Bisa juga, dia sering muntah hanya karena minum air susu. Nggak mungkin juga ‘kan kamu lari terbirit-birit mencari pertolongan hanya karena tidak bisa membersihkan popoknya atau muntahannya? Menangis tersedu-sedu pun tak akan menyelesaikan masalah.

Nah, jadi ini saatnya kamu memberanikan diri untuk tidak merasa jijik dengan hal yang kotor. Rajin-rajinlah membersihkan kamar kost atau komplek perumahanmu. Saat musim hujan, bantu tetangga dan Pak RT-mu membersihkan saluran got yang tersumbat. Bantu mbak rewang atau asisten rumah tanggamu untuk memilah dan membuang sampah rumah tangga. Jika kamu sudah menjadi ibu suatu hari nanti, kamu akan merasakan manfaatnya.

3. Pandai di Dapur Itu Bukan Kewajiban, Tapi Kamu Harus Memperhatikan Apa yang Kamu Makan

Kamu tak harus pandai memasak, kok. Banyak cewek modern yang memiliki keterampilan atau keahlian lain di luar dapur, dan ini nggak salah sama sekali! Tapi, kamu tetap harus bertanggung jawab atas apa yang dimakan calon bayimu nanti. Kamu tak akan bisa menjaga kesehatan bayimu jika tak tahu caranya memilih makanan yang baik. Misalnya, bayimu bisa obesitas dan rentan diabetes kalau setiap hari kamu asupi dengan karbohidrat berlebihan. Bayimu juga akan terhalang perkembangan otaknya kalau kamu terlalu sering memberinya mie dan sosis instan.

Mulai sekarang, latihlah “insting”-mu untuk bergaya hidup sehat dengan memperhatikan apa saja yang kamu sendiri makan selama ini. Nah, agar kamu bisa hati-hati dalam memilih makanan, yuk belajar untuk menyimak label kemasan. Perhatikanlah hal-hal berikut ini:

Ada atau tidaknya label halal pada kemasan
Komposisi atau daftar bahan makanan yang digunakan
Tanggal kadaluarsa dan tanggal produksi makanan
Nomor pendaftaran (MD = diproduksi dalam negeri. ML = diproduksi di luar negeri. PIRT = diproduksi oleh industri rumah tangga)
Sebenarnya sederhana, ‘kan?

4. Jika Kamu Seorang Penyayang Hewan, Biasakanlah Untuk Rutin Mencuci Tangan

Yang paling menyenangkan dari memiliki anjing atau kucing adalah memeluk mereka. Namun, pastikanlah bahwa kontak fisikmu dengan hewan kesayanganmu itu tak akan membuatmu tertular virus berbahaya. Untuk pencegahan, jangan lupa selalu cuci tangan setelah kamu berinteraksi dengan mereka. Jaga juga kebersihan kandangnya.

5. Jangan Takut Atau Alergi Pada Pemeriksaan Kesehatan, Karena Kehidupan Bayimu Bergantung Pada Kondisi Kesehatanmu

Kamu tidak perlu takut untuk memeriksakan kesehatanmu dari sekarang. Misalnya, kamu bisa mengecek rhesus, tes HIV, dan screening thalasemia. Jika kamu memang ketahuan positif terinfeksi virus-virus tertentu, ini akan memungkinkanmu mendapat pertolongan intensif sehingga mengurangi risiko penularan pada keturunanmu. Sudah terlalu banyak bayi yang secara tragis mewarisi penyakit karena sang ibu terlambat mendeteksi gen atau virus berbahaya di dalam tubuhnya.

Jika kamu pecinta hewan, ada beberapa pemeriksaan tambahan yang bisa kamu lakukan. Salah satunya adalah pemeriksaan TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes). Jika tak terdeteksi, virus toksoplasma bisa menyerang janinmu dan berakibat fatal: dari cacat bawaan, pembengkakan hati dan limpa, penyakit kuning, hingga pembengkakan mata. Ingat, bayimu tak dilahirkan ke dunia untuk menderita.

6. Mulai Sekarang, Berhenti Melarang-Larang Orang Jika Tak Punya Alasan yang Logis

“Sayang, malem ini aku keluar bareng Adit, Yogie, sama Risang ya.”
“Kalian mau ngapain?”
“Kakaknya si Adit ada gig, kita bertiga pengen nonton.”
“Huh, nggak boleh!”
“Lho, kenapa Sayang?”
“Ya pokoknya nggak boleh aja!”
Apakah kamu sering melarang pacarmu melakukan sesuatu tanpa jelas apa alasannya? Kalau iya, kamu harus menghentikan kebiasaan itu. Itu tidak adil untuk pacarmu, dan kamu juga bukan diktator yang bisa memaksa-maksa orang begitu saja.

Kamu harus mengembangkan kemampuan untuk bisa menjelaskan kenapa menurutmu seseorang tak boleh melakukan sesuatu. Ini akan sangat berguna ketika kamu sudah memiliki anak. Kamu tidak boleh begitu saja bilang “tidak” atau “jangan” kepada anakmu. Demi perkembangan psikologisnya sendiri, kamu harus bisa menjelaskan kenapa sesuatu itu tak baik atau belum layak untuk dia.

Ingat, jika kamu hanya melarangnya tanpa menjelaskan kenapa, bisa-bisa dia memberontak dan malah jadi anak yang bandel!

7. Terimalah Juga Kenyataan Bahwa Saat Sudah Jadi Ibu Nanti, Kamu Akan Lebih Sering Membeli Kebutuhan Mereka Daripada Kebutuhan Diri Sendiri

Saat sudah jadi ibu nanti, anakmu akan menjadi pusat duniamu. Bisa dibilang dia layaknya matahari dan kamu planet Bumi yang mengelilinginya dalam orbit. Segala perputaranmu, aktivitasmu, dan rencana kegiatanmu harus “tunduk” pada kebutuhan anakmu.

“Duuh ini dress lucu banget! Tapi jangan beli dulu deh, uang les Axel harus dibayar minggu depan…”
“Beli lipstik baru nggak ya? Yang ini udah hampir abis, tapi susu formula Kinan juga hampir abis…”
Saat menjadi ibu, kebutuhan hidupmu harus kalah pada kebutuhan anakmu. Karena itu, tak ada salahnya membiasakan hidup dengan skala prioritas dari sekarang. Jangan pernah menghambur-hamburkan uang dengan alasan kamu masih muda. Jangan boros. Kamu akan paling merasakan manfaat kebiasaan ini jika sudah harus memikirkan kebutuhan suami dan anakmu nanti.

8. Tak Ada Salahnya Jika Mulai Sekarang Kamu Belajar Bersikap Taktis, Fleksibel, dan Anti-Perfeksionis.

Ketika kamu sudah menjadi ibu muda, kamu harus ikhlas mengerjakan tugas yang bukan hanya untuk kepentinganmu saja. Tak jarang, di satu waktu kamu dihadapkan dengan anakmu yang minta dibikinkan susu, tamu yang mendadak datang, suami yang minta dipasangkan dasi, sementara kamu sendiri harus siap-siap berangkat kerja!

Realita kehidupan ibu muda adalah waktu yang serasa selalu mengkhianati mereka.
Jadi, hentikan kebiasaan rempong dan perfeksionismu mulai sekarang. Belajarlah untuk bersikap taktis dan strategis demi mengerjakan sekaligus beberapa hal. Setiap perempuan punya kemampuan (karena keharusan!) untuk menjadi multitasker, hanya saja kamu perlu melatihnya dari sekarang. Kalau keahlian ini tak terasah dengan baik, kamulah yang nanti akan benar-benar kerepotan.

9. Pahat dalam Pikiranmu Bahwa Merawat Diri dan Tampil Cantik Itu Tidak Harus Ribet

“Aduh bentar yaaa… gw masih harus blow dry rambut dulu nih! 5 menit lagi yaaaa!”
(Lalu ditunggu 30 menit dan belum selesai-selesai)

“Eyeliner-ku bleber di mata nih, tapi masa’ aku keluar gak pakai eyeliner? :(((((“

Jika sudah menjadi ibu nanti, kehadiran anak akan membuatmu “terhisap” dengan urusan rumah tangga yang tidak ada habisnya. Waktumu untuk memanjakan diri sendiri sudah akan otomatis berkurang. Maka dari itu, kamu harus belajar mulai sekarang cara untuk tampil cantik tanpa ribet dan menghabiskan waktu. (Hipwee pernah membahas di sini tips-tips yang bisa kamu terapkan untuk mempercantik wajahmu tanpa begitu banyak usaha.)

Cantik itu sederhana. Gak mungkin juga ‘kan kamu tampil cantik ala Syahrini saat kamu harus membawa bayi?

10. Hentikan Kebiasaan Sering Memotong Ucapan Orang, Karena Menjadi Ibu Akan Menuntutmu Untuk Banyak Mendengarkan

Menjadi ibu berarti kamu sudah siap mendengarkan ocehan-ocehan polos anak-anak. Lihat saja ibu kita masing-masing, bagaimana mereka selalu mendengar dengan sabar dan membiarkan kita bicara panjang lebar — bahkan untuk hal-hal yang tidak penting.

Nah, mulai sekarang tidak salahnya kamu untuk mulai mencoba menjadi pendengar yang baik bagi teman-temanmu. Hentikanlah kebiasaan memotong pembicaraan orang dan mau menguasai pembicaraan sendiri.

Setiap ibu selalu berkata bahwa membesarkan anak telah mengajarkan mereka banyak hal. Darimana mereka belajar, jika bukan dari celotehan anak-anaknya?

11. Menjadi Ibu Adalah Perjalanan Panjang nan Melelahkan. Tapi, Selalu Ada Cara Supaya Kamu Tak Mabuk Perjalanan.

Jika kamu bertanya pada ibumu sendiri, beliau pasti mengiyakan bahwa menjadi ibu adalah perjalanan panjang nan melelahkan. Bayangkan saja, kamu tidak akan pernah tahu tantangan apa yang akan kamu hadapi setiap pagi. Buah hatimu bisa jatuh sakit tanpa disangka-sangka. Dia pun bisa tiba-tiba mogok bicara karena menemui masalah di sekolahnya. Ketika ia sudah tumbuh lebih dewasa dan mulai mengenal cinta, kamu akan jadi saksi betapa ia pernah tergila-gila dan nyaris melupakan keluarganya, atau patah hati dan kehilangan semangat hidupnya.

Kamu akan belajar caranya mengelap bokong, membuat kompres, dan menyedot hidung malaikatmu ketika ia pilek. Malam-malammu akan ramai dengan tangisan dan jeritan bayi yang seolah tanpa henti. Akan ada waktu dimana kamu merasa gagal melakukan segala hal. Namun percayalah, kamu sudah punya semua yang kamu perlukan untuk bertahan.

“Sometimes when I thought I needed a miracle, I would look into my daughter’s eyes. Then I realized: I already created one.”
-Suci, 26 tahun, ibu dari dua anak

Selalu ada cara supaya kamu tak “mabuk perjalanan”. Selalu ada suami, ibu, dan teman-teman baikmu yang akan menawarkan pertolongan.

Itulah pentingnya memiliki calon suami yang bisa diajak bekerja sama. Itu pula mengapa, kamu perlu mulai terbuka dan membicarakan lebih banyak hal pada ibu kandungmu. Ingat, bahkan calon ibu yang paling menakjubkan pun masih akan memerlukan bantuan.

“The best thing a girl can be is a good wife and mother. It is a girl’s highest calling. I hope I am ready.”
― Nancy E. Turner

Menjadi ibu adalah salah satu hal yang paling diidam-idamkan perempuan. Namun, tidak lantas semuanya bisa berjalan sesuai yang kita bayangkan. Karena menjadi ibu butuh usaha ekstra, tidak ada salahnya bukan, mulai belajar dari sekarang?

Tidak ada komentar: