Aku bangga pada diriku yang bisa mengendalikan diri.
Aku sangat exciting ketika mendapat informasi akan ada trip gratis baginya ke luar negeri dua bulan lagi. Aku ingin ikut, kan kubayar sendiri pun tidak apa-apa karena aku memang menabung untuk itu. Kupikir akan cukup waktu untuk melakukan persiapan administrasi. Lalu kemudian setelah ku-desak untuk mewujudkannya (karena itu adalah bagian dari mimpi besarku: travel the entire earth) ia memutuskan bahwa waktunya tidak akan cukup (dengan segala kesibukan kerjanya). Wah!! Rasanya aku ingin mengomel, unjuk suara, menjadi asertif dengan mengatakan : bila begini akhirnya sebaiknya jangan memberi tahu ku berita itu, karena aku menjadi korban PHP nih kan jadinya. Huh! sebal!
Perasaan apa ini? Marah? Kecewa?
Aku mengidentifikasinya sebagai kecewa. Menurutku bila mau diupayakan maka akan berhasil. Namun kemalasan membuatnya tidak berjalan. Kecewa karena realita tidak sesuai angan-angan.
Tapi aku mencintai diriku sendiri. Mengambil jeda sebelum bertindak. Memikirkan lagi apa ruginya jika aku melepaskan kesempatan ini? Itu hanya tidak mendapatkan gratisan, tapi aku tidak kehilangan apa-apa. Aku hanya tidak mendapat keuntungan tapi aku tidak mengalami kerugian. Jadi apa masalahnya? Oke tidak ada masalah. Haruskah aku kecewa? Oh. Sepertinya tidak harus.
Pada akhirnya aku menjadi bangga pada diriku sendiri atas keputusan baik yang kuambil itu. Tidak mempermasalahkan yang bukan masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar