Segera setelah dokter kandungan menyarankan untuk tindakan laparoskopi, kami bersiap-siap.
Siapkan jadwal
Siapkan mental
Siapkan dana.
Surat rujukan bpjs dari puskesmas dan rumah sakit sudah di tangan. Hasil pemeriksaan lab dan thorax juga sudah lengkap.
Rabu pagi, meluncur berduaan bersama suami tersayang ke RS Haji Surabaya.
Dengan travel yang agak telat sehingga ngamarnya mepet mepet loket pendaftaran ditutup. Hihi. Untung para petugas disana sabar sabar.
Rabu malam masih nggak ngapa2in. Diberi supositoria buat bersihin usus, persiapan laparoskopi besok siang. 2 kali, yang pertama, mungkin karena tersugesti, obatnya belum menyerap sempurna udah kebelet bab. Hahahah. Yang kedua pun demikian. Jadi pas lagi dijenguk om, saya tinggal boker deh.
Sebenernya disuruh makan yang banyak, persiapan energi karena besok harus puasa. Tapi membayangkan makan enak2 terus diurus-urus itu... yewwwhhh.
Kamis pagi jadwalnya urus urus lagi, dan mandi pake antiseptik.
Lalu diinfus dan puasa.
Agak horor pas dikasih urus2 cair itu. Diminta tahan 5 menit sampai obat meresap. Tapi baru hitungan detik perut udah panas, kamar mandi dipakai pasien sekamar, jadilah diriku numpang boker di kamar sebelah. Fyuuhhh...
Jadwal laparaskopi masih jam 2. Masih ada waktu buat sholat duhur dijamak ashar. Baru aja bilang gitu ke suami tetiba perawat datang mengabarkan jadwal dimajukan. Jam 11 kami meluncur ke ruang operasi. Ganti baju operasi. Difotoin geje sama suami. Masuk ke ruangan canggih ala starlabs. Dimasukin obat ke infus. Masih jam 12 kurang sekian detik. Melihat lampu operasi yang mulai menjadi samar-samar. Dan tujuh jam pun berlalu.
Kamis malam di ruang perawatan. Mula mula kaki dan tangan bergerak gerak sendiri. Dingin ternyata. Suami siaga meluncur beliin kayu putih, dan para perawat menyiapkan air panas untuk menghangatkan. Ada infus di sisi kanan, kateter di sisi kiri. Malam ini nggak bisa uyel uyelan bubuk di kasur pasien bareng suami deh. Kebanyakan selang.
Jumat masih agak jetlag. Bingung waktu. Hihi. Kondisi badan udah baik. Nggak kerasa sakit-sakit banget ternyata bekas laparoskopi itu. Mungkin karena sayatannya nggak gede ya. Hari itu belajar baring kanan, baring kiri, dan bangkit duduk. Baru bisa jalan jalan di hari sabtu pagi setelah kateter dan infus di lepas. Nunggu visite dokter. Sabtu sorenya pulang deh.
Seluruhnya in sya Allah lancar jaya
Pengen peluk suami terus yang gara gara saya nih libur kerja deh beberapa hari
Makan di rumah sakit seadanya
Kurang piknik
Tapi dia disitu, selalu, menemani, dengan tulus hati :)
tauk yaaaa saya sayang kamu
Dan Allah sayang kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar