Selasa, Desember 22, 2015

The Candle of Candil

Desember 2015 ini lumajangku berulang tahun yang ke 760. Waw. 7 abad udah ngapain aja para makhluk hidup disini? Udah bikin cerita apa aja? Sebanyak apa darah dan air mata? Segelak apa tawa?
Nggak tahu. Nggak kebayang.

Begitupun mereka,, nggak kebayang bahwa saya bakalan maju ikut gerak jalan candipuro sampai lumajang, berjarak sekitar 27km, populer dengan nama Candil.

Siapa saya?
Cuma seonggok perempuan yang mereka bilang kurus (padahal saya langsing aja,,,hihi) dan nggak punya rekam jejak oke dalam hal hal berbau fisik (karena didapati beberapa kali nggk masuk kerja karena sakit, mungkin). Jadiiii.... Menjelang agenda itu... Ibu ibu itu... Bener2 gak yakin dan bilang: kuat tahhhhh??? Dg irama yg gimana gimana gitu.
Wewkwkwkwk. Abaikan. Karena sudah terlanjur niat dan yakin.

Kenapa niat, kenapa yakin?
Karena saya tahu batas kemampuan saya in sya Allah.

Dan kami pun bergabung
Tim dibentuk h-7.
Bukan orng2 yang wow. Hanya staf2 biasa yg terpaksa niat :D hihihi
Latihan dua kali aja, selebihnya adalah acara jalan dan makan makan.
Bahkan pas hari H berangkat molor, tapi kami nggak berantem gegaranya.
Sehingga nyampe tkp telat gak dapat nomor, dan kami nggak menyalahkan siapapun karenanya.
Seorang kawan yg merasa punya tanggung jawab lebih pun mengupayakan nomor dada itu. Ketika mendapatkannya itu bikin happy dan terharu.

Yess lalu berjalan beriringan kami.
Sesekali diangkut mobil kantor
Nggak narget menang ato apapun
Bahkan masih sempatkan diri buat silaturahmi (baca: numpang makan) di rumah rekan.
Alhamdulillah semuanya akhirnya sampai di finish, lengkap, penuh semangat.
Esoknya punnn.... Ibu ibu itu seperti menaruh pandangan barunya atas saya. Heeee.... Mendapan beberapa ucapan selamat karena selamat sampai tujuan.

Dari perjalanan ini saya belajar tentang banyak hal,
Bahwa nggak perlu pesimis atas apa yang dinilai orang tentang kita, karena in sya Allah optimis adalah bahan bakar terbaik.
Bahwa nggak perlu menjadi ssesuatu yg super, hanya perlu tanggung jawab, saling ngerti, ngalah disaat perlu, maka sekelompok manusia akan mencapai tujuan bersamanya
*bandingkan dg waktu kerja bareng bos2 itu, yg merasa menonjol, lalu pada akhirnya nggak bisa kompak

Bahwa Allah selalu berperan dengan skenario terbaiknya!!!
Ah itu.

Apakah saya akan selalu optimis?
Apakah akan terus berusaha tidak untuk menjadi saya yg tampak terbaik, tapi cukup menjadi saya yang bertanggung jawab?
Yes yes,,
Begitu ingin.
Semoga dimudahkan. Amin.

Tidak ada komentar: