Beloved begitu ngototnya pengen bawa tape bakar buat seorang kawan.
Di lumajang mana ada??
Di terminalpun mana ada??
Adanya pun di daerah yang kalo kami nggak niat banget kesana ya nggak bakal sampai. Karena harus oper2 kendaraan dulu. Sementara kalo gak oper kami bisa lewat tapi nggak bisa mampir.
Mengawali arus balik pagi itu kami berangkat.
Dalam misi tape bakar beloved tak menunggu bus patas.
Naik ekonomi itu.... Pada umumnya menjadi opsi darurat dalam perjalanan2 jauh. Apalagi bawa saya :D sejauh dalam ingatan saya, beloved selalu mengupayakan apapun yg nyaman bagi saya.
Berangin2 di bangku belakang.
Sejukkkk.... Hihi. Alhamdulillah gak sumpek bis hari itu.
Turun di terminal bayuangga tak ada tape bakar.
Tapi ada semangat tape bakar itu di mata beliau.
Ah ya...
Untuk seorang teman yang lebaran tak berlibur
Yang tetep stanby di kantor
Mengurusi urusan2 sehingga gak mengganggu liburan beloved bersama saya, bersama keluarga,
Bila hanya seonggok tape bakar, rasa2nya masih bisa diupayakan.
Raut wajahnya mengisahkan itu.
Ini bukan soal temannya lebih penting daripada saya
Sehingga saya harus dioyong2 berjalan jalan, berpanas2, bereko eki, di siang bolong cuaca probolinggo yg terik.
Ini soal memuliakan teman
Ini soal memuliakan seorang pria tampan yg dihatinya ada ketulusan memulian teman
Ini soal melestarikan sifat2 mulia yg berpotensi diwariskan untuk anak-anak kami besok
Hari itu belajar banyak dari beloved :)
Bapaknya anak2 saya yang manis hatinya. Jauh lebih manis dari tape bakar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar