Masih di ramadhan yang istimewa,
seorang kawan bercerita tentang ramadhannya di prancis sana.
mereka disana berpuasa sejak 4.30 sampai 22.00. tarawih pukul 23.00. dan sejenak sebelum 4.30 juga mulai menyiapkan sahur, katakanlah itu pukul 03.00. maka otomatis mereka hanya punya 3-4 jam waktu malam untuk beristirahat.
bukan soal menahan lapar dan hausnya yang berat, melainkan soal memanajemen diri agar bisa meraih bonus sebanyak-banyaknya di bulan mulia ini. dengan istirahat sebegitu sempit pasti capek dan ngantuk (membayangkan diri sendiri).
Bersyukur kita lahir sebagai islam
bersyukur kita dilahirkan di indonesia
bersyukur kita hanya menahan lapar dahaga selama kurang lebih dua belas - tiga belas jam saja.
makin gede, rupanya soal menahan lapar dan haus ini bukan soal sulit lagi.
tubuh yang dilatih sedari kecil nampaknya sudah bisa memanajemen dirinya untuk menjadi sangat-sangat bersahabat saat ramadhan.
bandingkan dengan di bulan biasa ketika lapar sedikit saja sudah membuat emosi naik dampai ubun-ubun, lalu berkeringat dingin, dan sakit perut...
ternyata mungkin saya sudah terlalu lama salah fokus :/
menghabiskan waktu waktu untuk mikirin mau makan apa buka dan sahur nanti....
sama sekali nggak kepikiran bahwa saya di indonesia dikasih waktu luang lebih banyak dibanding saudara-saudara kami di luar negeri.
jika malam di perancis hanya pukul 11 sampai pukul 5, maka sepertiga malam yang mereka miliki hanya 2 jam (6 / 2). sementara saya punya sekitar 9 jam malam, 3 jam sepertiganya. tapi sama sekali nggak dimanfaatkan. uohhhhh
jam-jam itu sungguh sungguh jam mengantuk
dan sampai saat tulisan ini saya bikin saya belum sepenuhnya ada niat untuk merutinkan qiyamul lail karena kebayang ngantuk. huhuhuhuhu.
dasar saya
menikmati kenikmatan dengan salah. masih.
seorang kawan bercerita tentang ramadhannya di prancis sana.
mereka disana berpuasa sejak 4.30 sampai 22.00. tarawih pukul 23.00. dan sejenak sebelum 4.30 juga mulai menyiapkan sahur, katakanlah itu pukul 03.00. maka otomatis mereka hanya punya 3-4 jam waktu malam untuk beristirahat.
bukan soal menahan lapar dan hausnya yang berat, melainkan soal memanajemen diri agar bisa meraih bonus sebanyak-banyaknya di bulan mulia ini. dengan istirahat sebegitu sempit pasti capek dan ngantuk (membayangkan diri sendiri).
Bersyukur kita lahir sebagai islam
bersyukur kita dilahirkan di indonesia
bersyukur kita hanya menahan lapar dahaga selama kurang lebih dua belas - tiga belas jam saja.
makin gede, rupanya soal menahan lapar dan haus ini bukan soal sulit lagi.
tubuh yang dilatih sedari kecil nampaknya sudah bisa memanajemen dirinya untuk menjadi sangat-sangat bersahabat saat ramadhan.
bandingkan dengan di bulan biasa ketika lapar sedikit saja sudah membuat emosi naik dampai ubun-ubun, lalu berkeringat dingin, dan sakit perut...
ternyata mungkin saya sudah terlalu lama salah fokus :/
menghabiskan waktu waktu untuk mikirin mau makan apa buka dan sahur nanti....
sama sekali nggak kepikiran bahwa saya di indonesia dikasih waktu luang lebih banyak dibanding saudara-saudara kami di luar negeri.
jika malam di perancis hanya pukul 11 sampai pukul 5, maka sepertiga malam yang mereka miliki hanya 2 jam (6 / 2). sementara saya punya sekitar 9 jam malam, 3 jam sepertiganya. tapi sama sekali nggak dimanfaatkan. uohhhhh
jam-jam itu sungguh sungguh jam mengantuk
dan sampai saat tulisan ini saya bikin saya belum sepenuhnya ada niat untuk merutinkan qiyamul lail karena kebayang ngantuk. huhuhuhuhu.
dasar saya
menikmati kenikmatan dengan salah. masih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar