Gelisah
Khawatir
Kira kira begitulah perasaan saya ketika tugas tugas negara berada di ambang deadline dan RS 1 kembali memberi tugas tambahan: membuatkan beliau presentasi untuk N1
Saat perasaan takut tugas2 tak selesai tepat waktu, mantra andalan saya salah satunya membaca la hawla wala quwwata illa billah, begitu berulang ulang
Sambil berkata pada diri saya sendiri: tugas saya hanya berusaha. Selesai atau tidak, urusan Allah. Kalaupun selesai, bukan karena saya, tapi karena Allah. Kalaupun tidak selesai ketika usaha saya sudah gaspol, itu juga takdir terbaik dari Allah.
Mendengungkan itu berulang ulang ulang ulang
Tahu bahwa sifat saya pelupa dan ingatan saya mudah teralihkan oleh hal hal baru, sebelum memulai kegiatan saya menuliskan to do list hari ini. Mulanya dua, lalu ingat jadi tiga, empat, dan sepuluh!! Huwaaaa huwaaaa... Auto panik. Kok banyak gini...
Then memulai dari prioritas 1: beresin laporan.
Pas lagi tenang... Rekan kerja kasih kabar kalau senin besok laporan dan datamya harus dbawa ke pemkab utk verifikasi. Huwaaa huwaaa autopanik lagi but laaaaaaaaaahawlawalaquwwata illa billah
Dan terharu
Melalui teman teman, Allah membantu, melancarkan segalanya
Di menit2 akhir jelang injury time, saya berhasil mengirimkan laporan tersebut.
Alhamdulillah
Alhamdulillah
Segala puji memang hanya untuk Allah