sungguh baper itu menyiksa jiwa
apalagi setelah semuanya berlalu, saya bisa hahahihi menceritakannya
betapa saya nangis-nangis gak penting di jakarta sendirian
betapa sebenernya dikerjakan sambil ketawa pun selesai
betapa banyak saya mengeluhkan beratnya mengerjakan itu ini dalam saru raga, satu otak, dua tangan
dan hati saya nangis-nangis nggak sanggup
dijanjiin partner tapi enggak ada
minta off dari posisi satu untuk digantikan orang lain juga
teman bilang, tegas saja
kalau off ya off
jangan mulut berkata off tapi pikiran dan tangan masih ikut-ikut kerja
hmmm... patut dijalankan, mencoba tidak lagi peduli
karena rasanya terlalu all out pada semua itu membuat saya lupa diri
lupa bahwa raga saya juga butuh waktu
butuh perhatian ekstra
Bismillah
untuk semua yang lelah saya lakukan, hanya Allah yang meringankan
untuk semua yang saya pikir akan menakutkan, maka bukan hal bijaksana mendengarkan nasehat-nasehat seorang sengkuni. sengkuni yang tersembunyi dalam diri sendiri.
tidak bisa mengelak dari tanggung jawab apapun
tidak bisa menghindari, hanya bisa menghadapi dengan gagah berani
dengan Allah sebagai pegangan
karena Ia sebaik-baik pengatur kehidupan
saya, hanya bertugas melakukan sebaik yang saya mampu, dengan hati lapang
bukan dengan baper
stop baper!
semangat!