Selasa, Mei 06, 2025

Pelan-Pelan Saja

Semalam melihat tulisan tangan temanku yang bagus sekali bentuknya.  Aku dulu pernah punya tulisan tangan yang keindahannya setara, namun belakangan ia berubah menjadi cukup jelek.  Aku bertanya pada kawan: pena apa yang ia pakai, karena kupikir alat tulis yang digunakan akan mempengaruhi tingkat kebagusan tulisan tangan.  Temanku hanya bilang, tulisan jelek adalah dampak otak yang bekerja terlalu cepat.  Paham ya? Saat otak berfikir dengan kecepatan 100km/jam dan tangan ingin menuliskannya tanpa terlewatkan, maka tangan akan merespon dengan kecepatan tinggi pula, ugal-ugalan deh bentuknya.

Dengan latar belakang tersebut di atas, maka aku pun mencoba menurunkan kecepatan menulisku, dan masyaallah... alhamdulillah aku masih bisa menghasilkan tulisan tangan yang bagus lhooo.


Bagus ya? Iyain aja. Hihi.

Terlihat bedanya bukan? Di kertas putih adalah tulisan tangan yang berusaha aku bagus-bagusin tanpa menurunkan kecepatan.  Yang nggak dibagus-bagusin jauh lebih jelek dong.  Yang di kertas kuning, bentuknya kira-kira seperti saat dulu masa mudaku.  Ternyata dulu aku bisa mengendalikan diri.  Kalau sekarang mungkin terbiasa dengan banyak hal dan deadline, tanpa terasa tubuhku meresponnya dengan mengupayakan semua selesai cepat.  Jadinya yha selesai, tapi ternyata di sisi lain ada perkara yang mencadi acak-acakan dibuatanya, salah satunya tulisan tangan.

Semesta sepertinya ingin bilang bahwa sekarang aku sudah bisa menurunkan kecepatan. Ini bukan tentang tulisan.  Ini tentang setiap detail kehidupanku.  Yuk bisa yuk. Belajar menjalani hidup dengan pelan-pelan, tidak terburu-buru.  Bismillah bisa ya!!

Tidak ada komentar: