Jumat, November 21, 2025

Orang yang Ditandai

Beberapa waktu lalu dibuat sebal oleh Bu E, yang kukira hendak konfirmasi, malah berkata dengan nada tinggi.  Meski belakangan aku maklum, mungkin dia sedang moody karena tugas negara yang bejibun atau apalah, namun aku tetap menandainya.

Lalu aku mulai menandai seseteman yang, wah, sempat membuat pekerjaanku tertunda beberapa hari, pikiranku terkuras juga untuk mengerjakan hal yang seharusnya dia yang mikirin and ngerjain.  eh, kok aku dikerjain, ya? Tamarin banget kan.

Last but not least, ada bapack-bapack juga gais.  Yang kemarin bilang "(Sebut nama aku) gimana, disuruh bawa laptop tapi nggak tau laptop itu buat apa. Hh hh hh (ketawa nyebelin)".  Dari intonasinya aku merasa dikecilkan gitu lhooo.  Aku tak suka.  Aku merasa aku tidak salah saat aku membawa barang yang diminta bos ku untuk membawakannya tanpa bertanya lebih lanjut.  Toh yang diminta bawa barang kantor normal.  Bukan barang yang gak sesuai tema such as : duren, jerapah.

Tidak yaaa... aku tidak jahat menandai orang-orang itu.  Itu sebagai bentuk kewaspadaan saja agar saat berinteraksi dengan mereka aku senantiasa sadar dan berhati-hati.  Patuh pada batasan-batasan yang kusepakati dengan diriku sendiri.

Selamat ya, aku!! You do great, Lady!!

Rabu, November 05, 2025

Release

Aku mengalami sakit yang cukup serius beberapa waktu lalu, hingga terpaksa tidak masuk dinas selama dua hari, juga meninggalkan rutinitas ke pusat kebugaran selama sebulan.  Duh! aku mencoba berlatih sendiri di rumah, angkat beban, work out, namun memang lebih afdol bila aku pergi ke tempat gym dan berlatih bersama personal trainer.  Insya allah besok deh.

Dua hari berdiam di rumah ternyata, baru kusadari belakangan, membuatku cukup tertekan ya.  Semacam dekat dengan sumber kecemasan tanpa jeda.  Wah, jadinya setelah itu aku melalui hari-hari dengan penuh cemas.  Belum lagi tim kerja baru yang menurutku masih belum berjalan di jalur yang sesuai.  Masih belok kanan belok kiri, tidak efisien, dan sempat membuat agenda yang sudah kurencanakan berantakan.  Itu menjadi beban pikiran tersendiri bagiku.  

Untungnya Tuhan masih ijinkan aku bertemu dengan mereka, kawan-kawan baikku.  Dalam suatu sesi makan siang yang penuh cerita, setelahnya beban hidupku -- seperti biasa, sebagian hilang.  Hatiku plong sedikit.  Ada beban yang terangkat pergi.

Nasehat temanku, fokuslah pada diriku sendiri.  Ah, dan aku berusaha melakukannya.  Tidak terlalu mengurusi pekerjaan orang lain meski rekan satu tim bila pekerjaanku sendiri belum selesai.  Dan... senangnya ketika dua hari ini aku berhasil menyelesaikan target kerjaku dengan cukup baik.  Besok akan ku kerjakan lagi target yang satu.  Sambil berharap mudah-mudahan besok semesta mendukungku untuk berangkat latihan beban di pusat kebugaran lagi.  Semoga.